Pantau - Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati saat rapat bersama Komisi V DPR di Senayan, Jakarta mewanti-wanti terkait fenomena bencana skenario paling ringan hingga terburuk.
“Saat landing bagian barat yaitu Jawa Barat, Lampung, Banten, DKI ini peristiwanya mirip kalau skenario terburuk, doa kami tidak akan, tapi skenario terburuk itu meningkatkan curah hujan dengan intensitas yang ekstrem. Contoh yang sudah terjadi di tahun 2020 di Januari kondisi terparah adalah Jabodetabek banjir saat itu akibat kami mendeteksi seruak udara dingin tadi," Kata Dwikorita, Rabu (4/12/2024).
Kasatlak Pengelolaan Data dan Informasi Pusdatin BPBD DKI Jakarta, Kristian Gottam Sihombing mengingatkan masyarakat akan potensi bahaya yang dapat terjadi dan pentingnya mengikuti slogan keselamatan "Kenali bahayanya, kurangi risikonya, dan siap untuk selamat”.
“Kami mengimbau warga untuk melaporkan kejadian atau potensi bencana melalui layanan Jakarta Siaga 112 yang beroperasi 24 jam," ucap dia.
Baca: BMKG Beberkan Kondisi Meteorologi yang Menyebabkan Langit Cerah di Jakarta
BPBD DKI Jakarta menggelar Piket Siaga Bencana 1x24 jam di seluruh kantor wali kota dan kabupaten se-Jakarta sebagai langkah antisipasi terhadap potensi bencana yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem.
Selain itu, sebanyak 267 Petugas Penanganan Bencana disiagakan di setiap kelurahan untuk berkoordinasi dengan pejabat kelurahan, RT/RW, serta LMK, guna menangani laporan dan memastikan tindak lanjut penanganan bencana berjalan dengan efektif hingga selesai.
“Langkah mitigasi lainnya meliput, pemantauan dan penopingan (pemangkasan) pohon yang berpotensi tumbang, bekerja sama dengan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota serta dinas-dinas terkait," katanya.
Baca juga: BMKG: Ini Info Cuaca di Sejumlah Wilayah Indonesia, Selasa 3 Desember 2024
Penanganan banjir tahun ini memiliki sejumlah perbedaan dibanding tahun sebelumnya, di mana BPBD DKI bersama instansi terkait telah meningkatkan kapasitas pompa air dan memperluas jaringan drainase.
“Teknologi pemantauan cuaca berbasis data real-time digunakan untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi deteksi dini," kata Gottam.
Sebagai langkah antisipasi selanjutnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga membuka opsi modifikasi cuaca untuk mengurangi intensitas hujan di daerah rawan banjir.
“Modifikasi akan dipertimbangkan kembali jika prakiraan cuaca menunjukkan curah hujan ekstrem yang berpotensi membahayakan wilayah DKI Jakarta. Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk mengurangi intensitas hujan dan mencegah potensi banjir besar," tutupnya.
(Laporan: Laury Kaniasti)
- Penulis :
- Fithrotul Uyun