
Pantau - Pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman, yang akrab disapa Gus Miftah, mengundurkan diri dari jabatan sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan dengan seksama, meski ia menegaskan bahwa mundur bukan karena tekanan dari pihak mana pun.
"Saya mengambil keputusan ini dengan perenungan mendalam, bukan karena permintaan orang lain. Ini bentuk cinta, hormat, dan tanggung jawab saya terhadap Presiden Prabowo dan seluruh rakyat Indonesia," ujar Miftah dalam konferensi pers di Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Yogyakarta, pada Jumat, 6 Desember 2024.
Keputusan mundur ini disampaikan di tengah sorotan atas berbagai kontroversi yang menyertai perjalanan karier Miftah sebagai pendakwah. Berikut adalah beberapa kontroversi Gus Miftah yang mencuat:
Menghina Penjual Es Teh
Video yang memperlihatkan Miftah melontarkan hinaan terhadap penjual es teh di Magelang pada November 2024 menjadi viral di media sosial dan menuai reaksi keras dari publik. Dalam video tersebut, ia tampak mengejek seorang pedagang es teh dengan kalimat kasar yang dianggap merendahkan. Miftah, yang tengah memberikan ceramah di sebuah pondok pesantren, menyebut pedagang es teh tersebut dengan kata-kata yang tidak pantas, seolah-olah meremehkan usaha kecil yang dijalankan oleh sang penjual. Perkataan tersebut langsung memicu kontroversi, dengan banyak pihak mengecam sikap yang dinilai tidak menghormati orang yang berjuang mencari nafkah.
“Es tehmu seh akeh ra? (Es teh mu masih banyak gak?) masih? Yo kono didol goblok (Ya sana dijual bodoh). Dolen disek, nko lak durung payu, wes, takdir (Jual dulu, kalau belum laku, sudah, takdir),” kata Miftah.
Baca juga: Sudah Minta Maaf dan Mundur, MUI Minta Polemik Gus Miftah Diakhiri
Merendahkan Yati Pesek
Dalam sebuah video lawas yang kembali viral, Miftah terlihat merendahkan pelawak senior Yati Pesek saat keduanya sedang berbincang dalam sebuah acara pagelaran wayang kulit. Dalam cuplikan video tersebut, Miftah dengan nada yang tidak pantas mengeluarkan komentar-komentar yang merendahkan Yati Pesek, seorang pelawak yang sudah lama dikenal dan dihormati di dunia hiburan Indonesia. Ucapan Miftah yang terkesan mengolok-olok Yati membuat suasana menjadi canggung, dan Yati sendiri tampak tidak nyaman dengan pernyataan tersebut. Beberapa kalimat yang dilontarkan Miftah dianggap tidak hanya menyakitkan, tetapi juga menghina martabat Yati sebagai seorang seniman yang telah banyak berkontribusi dalam dunia hiburan tanah air.
“Kulo niki bersyukur Bude Yati elek. Nek ayu dadi lonte, to? (Saya bersyukur Bude Yati jelek. Kalau ayu jadi pelacur kan?)” ucapnya.
Bagi-Bagi Uang di Kampanye Pilpres 2024
Video yang beredar luas memperlihatkan Miftah tengah membagikan uang di Pamekasan selama masa kampanye, yang dengan cepat menjadi sorotan publik. Dalam video tersebut, Miftah terlihat mendistribusikan sejumlah uang kepada warga di daerah tersebut, yang kemudian menimbulkan kecurigaan bahwa tindakan tersebut merupakan bagian dari strategi untuk meraih dukungan suara dalam pemilu. Meskipun Miftah dengan tegas membantah bahwa aksi tersebut adalah bagian dari kampanye politik atau sebuah bentuk money politics, video yang beredar tetap memicu kontroversi besar di kalangan masyarakat.
Baca juga: Respon Kasus Gus Miftah, DPR dan Kemenag Akan Bahas Batasan dalam Dakwah
Perseteruan dengan Kemenag
Miftah terlibat perseteruan dengan Kementerian Agama terkait pembatasan penggunaan pengeras suara selama Ramadan. Ia mengkritik aturan tersebut, menyebutnya sebagai kebijakan yang tidak adil dan terlalu membatasi kebebasan umat untuk beribadah. Dalam kritikannya, Miftah membandingkan aturan itu dengan acara dangdutan yang sering digelar tanpa pembatasan yang sama. Menurutnya, hal ini menunjukkan inkonsistensi dalam penegakan aturan yang seharusnya adil untuk semua kegiatan. Perseteruan ini memicu perdebatan publik, dengan banyak pihak yang mendukung kebijakan tersebut untuk menjaga kenyamanan dan ketertiban selama bulan puasa, sementara yang lain merasa aturan itu terlalu mengganggu kegiatan ibadah umat Islam.
Menyebut PKS Identik dengan Wahabi
Miftah menuai kecaman setelah menyebut Partai Keadilan Sejahtera (PKS) identik dengan Wahabi dalam ceramahnya. Pernyataan yang ia lontarkan ini langsung menjadi sorotan publik dan menuai berbagai reaksi keras dari banyak pihak. Banyak yang menganggap pernyataan tersebut sebagai tuduhan yang tidak berdasar dan mengandung unsur provokasi. Para pendukung PKS menilai bahwa klaim tersebut tidak hanya merugikan partai, tetapi juga bisa menimbulkan ketegangan antar kelompok di tengah masyarakat yang sudah cukup heterogen. Tak hanya itu, kalangan agama juga mengingatkan bahwa mengaitkan sebuah partai dengan paham tertentu seperti Wahabi bisa memperburuk hubungan antar kelompok, terutama dalam konteks keberagaman Indonesia. Kritik pun datang dari berbagai pihak, baik dari kalangan politik, agama, hingga masyarakat umum, yang meminta Miftah untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan yang dapat menyinggung perasaan kelompok tertentu.
Baca juga: Presiden Prabowo soal Pengganti Gus Miftah Usai Mundur dari Jabatannya: Masih Dicari
Berdakwah di Kelab Malam
Miftah sempat viral karena memberikan ceramah di kalangan pekerja seks komersial dan peminum alkohol. Aksinya ini menarik perhatian publik, mengingat konteks ceramah yang ia sampaikan dianggap kontroversial oleh sebagian orang. Miftah mengungkapkan bahwa tujuan dakwahnya adalah untuk memberikan pencerahan dan perubahan positif pada mereka yang terlibat dalam praktik tersebut. Meskipun demikian, ia mengklaim bahwa dakwah yang ia lakukan telah membawa dampak baik pada jamaahnya, dengan beberapa orang yang mengaku telah berhenti dari kebiasaan buruk mereka setelah mendengarkan ceramahnya. Kendati demikian, banyak pihak yang mempertanyakan metode dakwahnya, dan apakah pendekatan seperti itu benar-benar efektif dalam menyentuh hati orang-orang yang berada dalam kondisi tersebut.
Orasi di Gereja
Miftah juga mendapatkan kritik tajam setelah memberikan orasi kebangsaan di Gereja Bethel Indonesia pada 2021. Kehadirannya di acara tersebut, meskipun dia menegaskan bahwa ia hadir sebagai bagian dari undangan, tetap memicu perdebatan publik. Banyak yang menganggap langkah Miftah sebagai bentuk keberagaman dan toleransi antarumat beragama, sementara yang lain merasa tindakan tersebut tidak tepat, mengingat posisinya sebagai seorang tokoh agama. Miftah sendiri menyatakan bahwa tujuannya adalah untuk mengedepankan semangat persatuan dan kebangsaan, namun hal ini tetap menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan. Sebagian besar mendukung ide kebersamaan antaragama, sementara lainnya merasa bahwa acara tersebut lebih cocok dihadiri oleh tokoh agama yang memiliki latar belakang lebih relevan.
Baca juga: Gus Miftah bakal Hati-hati Pilih Kata saat Ceramah Buntut Hina Penjual Es Teh
Menoyor Kepala Istri
Pada Oktober 2024, Miftah menuai kecaman setelah terlihat menoyor kepala istrinya, Ning Astuti, saat acara ulang tahun Pondok Ora Aji. Aksi tersebut dinilai tidak pantas, terutama karena dilakukan di depan umum dan terekam dalam video yang kemudian viral di media sosial. Banyak pihak menganggap tindakan tersebut sebagai bentuk kekerasan verbal dan penghinaan terhadap istri, yang tidak seharusnya terjadi dalam hubungan suami istri, apalagi di depan banyak orang. Beberapa netizen dan aktivis hak perempuan menanggapi serius kejadian ini, mengingat pentingnya menunjukkan rasa hormat dan kesetaraan dalam rumah tangga. Miftah sendiri sempat memberikan klarifikasi terkait insiden tersebut, namun kontroversi tetap berlanjut, menambah deretan kritik terhadap perilakunya di masa lalu.
- Penulis :
- Latisha Asharani