Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Kakak Ipar Racuni Remaja di Palembang hingga Tewas Ditangkap, Sempat WA Suami

Oleh Fithrotul Uyun
SHARE   :

Kakak Ipar Racuni Remaja di Palembang hingga Tewas Ditangkap, Sempat WA Suami
Foto: Ilustrasi Penangkapan (Tangkapan Layar)

Pantau - Seorang wanita berinisial RK ditangkap usai diduga meracuni adik iparnya AN (13) dengan jamu hingga tewas di Palembang. Pelaku sempat mengirimkan pesan WhatsApp pada suaminya saat kabur.

Kapolrestabes Palembang Kombes Harryo Sugihhartono mengatakan ipar korban berhasil diamankan setelah sempat berniat untuk melarikan diri.

"Terlapor sudah kami tangkap tadi malam," kata Harryo, Kamis (19/12/2024).

"Seiring dengan kematian korban, kakak iparnya melarikan diri karena ketakutan. Akhirnya dilakukan pengejaran dan berhasil kami tangkap. Saat ini masih kami periksa di Mapolrestabes Palembang," tambahnya.

Sementara itu, kakak korban Yulis Safitri (31) mengungkapkan suami pelaku sempat dihubungi melalui WhatsApp oleh istrinya yang mengatakan hendak kabur ke Lampung.

"Dia WA adik aku (suaminya), minta agar tidak usah dicari. Dia mau kabur ke Lampung," ungkap Yulis.

Baca: Minum Jamu Buatan Kakak Ipar, Remaja Palembang Ditemukan Tewas di Belakang Lemari

Dalam pesan tersebut juga akhirnya  diketahui keberadaan korban yang ternyata ada di belakang lemari rumah.

"Dia juga bilang di WA kalau AN ada di belakang lemari. Padahal saat ditanya mama (sebelum kabur), dia bilang tidak tahu korban di mana," ujar Yulis.

Berikut isi pesan ipar korban:

"Maafin aku. Aku benar minta maaf. Aku tidak tau akan jadi seperti ini.

Aku ditawari bermain (dengan) minuman oleh temanku. Untuk 10 orang (yang berhasil ku ajak minum minuman tersebut) akan dapat uang Rp 300 ribu dan aku dapat Rp 1 juta. Itu mainan kami dari dulu. Tapi aku tidak tau akan seperti ini.

Aku cerita dengan dia (temannya) kalau aku ada masalah dengan adik kamu (korban). Alhasil, aku kira dia baik. Tidak taunya, adik kamu (jadi) salah satu korban. Aku tidak tau harus apa. Aku panik, aku tidak tau adik kamu masih hidup atau tidak.

Aku mau minta tolong, tapi aku takut tiba-tiba aku dibawa ke penjara dan aku tidak bisa menjelaskan ke kamu kalau aku benar tidak tau tentang (minuman beracun) itu.

Sepuluh orang mati karena minuman itu dan aku yang dicari polisi sekarang. Ini aku tidak di rumah. Aku menyusul temanku yang buat (minuman beracun) ini. Aku mau membuat dia bertanggung jawab. Aku akan cari dia sampai dapat.

Aku terlalu takut mau bilang ke keluarga kamu. Mamak kamupun tau, Aisyah sudah bilang sama mamak kalau dia disuruh minum jamu. Saat aku lihat Aisyah seperti itu (sekarat usai minum minuman beracun), aku lemas dan panik. Aku tidak tau harus berbuat apa. Ini aku sedang menebus kesalahan aku.

Aku ke Lampung, ke tempat temanku itu. Aku janji, aku akan bawa orang itu ke hadapan kamu.

Maaf sekali lagi, aku memang berengsek. Kalau aku tidak dapat orang itu, aku janji nyawa aku jadi taruhan sebagai tebusan nyawa (Aisyah) yang hilang.

Sekali lagi, Zen (anak RA dan YA) dengan aku. Aku tidak bisa pisah sama dia. Jangan pisahkan aku. Biarlah aku bawa mati daripada dia disakiti."

"Aku minta maaf. Aku benar-benar sayang sama kamu. Tapi ini kesalahan aku, tidak pantas kamu maafkan."

"Maaf mamak nyari-nyari Aisyah. Aku sembunyikan dia di belakang lemari karena aku panik. Badan aku masih gemetar sampai sekarang. Kalau Aisyah hilang nyawa, aku juga harus hilang nyawa. Maafin aku, aku ajak anak kita sama aku."

"Aku sayang kamu selamanya, tapi aku tidak pantas kamu maafkan."

"Aku ke Lampung. Kalau aku tidak ketemu dia (temannya yang menjanjikan uang dengan mainan tersebut), aku janji jasadku yang datang (kembali ke rumah)."

"Maaf. Aku takut keluarga kamu benci sama aku, termasuk kamu."

"Ini salah aku. Seharusnya kita tidak pernah bertemu lagi."

"Aku mati saja."

Sebelumnya, korban ditemukan tewas pada Rabu (16/12) sekitar pukul 17.00 WIB di rumahnya di Jalan Panca Usaha Lorong Wakaf 4, Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu (SU) 1, Kota Palembang. Korban diduga tewas usai mengikuti kompetisi yang dibuat kakak iparnya yaitu menenggak jamu jika bisa bertahan dan tidak muntah maka dapat imbalan uang.

Sebelum ditemukan tewas, korban sempat pamit keluar rumah tetapi tak kunjung pulang hingga akhirnya ditemukan tewas di belakang lemari. Ipar korban diketahui melarikan diri hingga akhirnya keluarga korban melaporkan ke polisi.

Penulis :
Fithrotul Uyun