
Pantau - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Arrmanatha Nasir mendesak negara-negara G20 untuk mengambil langkah konkret dalam menghadapi tantangan global yang semakin rumit. Menurutnya, G20 harus menetapkan strategi kolektif agar bisa merespons perubahan dunia dengan lebih efektif.
“Sekarang adalah waktunya untuk berani mengambil keputusan dan menunjukkan dampak nyata,” kata dilansir dari Antara, Minggu (23/2/2025).
Hal itu disampaikan Arrmanatha dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri (FMM) G20 di Johannesburg, Afrika Selatan, Jumat (21/2).
Ia menegaskan bahwa Indonesia siap berperan dalam memastikan G20 tetap relevan dan berfungsi sebagai penggerak perubahan global.
Wamenlu mengajak G20 untuk menjadi katalis perubahan yang memiliki komitmen terukur dan transparan, agar bisa bertransformasi menjadi "platform aksi, bukan sekadar forum diskusi".
Lebih lanjut, Arrmanatha menyampaikan bahwa dunia membutuhkan kepemimpinan yang tegas dan berani, serta keputusan yang berani diambil oleh G20 demi kebaikan dunia.
G20, katanya, harus memiliki strategi kolektif yang berkelanjutan dan berdampak nyata di tengah gejolak ekonomi, perubahan iklim, dan ketimpangan sosial yang semakin melebar.
“Tantangan global tidak bisa diselesaikan dengan solusi jangka pendek. Kita memerlukan peta jalan konkret yang menempatkan kesejahteraan manusia, perlindungan lingkungan, dan kemakmuran bersama sebagai prioritas utama,” jelasnya.
Wamenlu juga menyoroti pentingnya memperkuat ketahanan global terhadap krisis, termasuk dengan memperkuat sistem peringatan dini dan investasi pada infrastruktur tahan bencana.
Selain itu, ia menyerukan aksi nyata untuk memperkuat rantai pasok global, mempercepat inklusi digital, serta membangun ekonomi hijau yang berkelanjutan.
Baca juga: Wapres Gibran Ingatkan Standar Gizi MBG Harus Seimbang
“Tidak boleh ada negara yang terpaksa memilih antara membayar utang atau memastikan perlindungan bagi rakyatnya,” tegasnya.
Arrmanatha juga menyerukan agar G20 mempercepat transisi energi, dengan mobilisasi pembiayaan dan skema kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta.
“Kita harus memastikan bahwa transisi energi tidak memperdalam kesenjangan global, tetap justru menciptakan peluang pertumbuhan yang inklusif,” tuturnya.
Kemlu RI mencatat bahwa dalam pembahasan kinerja G20, sejumlah delegasi mengusulkan penyederhanaan kerja agar G20 lebih fokus dan efektif dalam menangani prioritas tinggi.
Isu kecerdasan buatan (AI), tata kelola data, dan inovasi dalam pembangunan berkelanjutan menjadi perhatian penting dalam pertemuan tersebut.
- Penulis :
- Sofian Faiq
- Editor :
- Sofian Faiq