Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Ketika Patung Liberty Menatap Palestina: Sidang PBB dan Simbol Global Perjuangan Kebebasan

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Ketika Patung Liberty Menatap Palestina: Sidang PBB dan Simbol Global Perjuangan Kebebasan
Foto: (Sumber: Suasana Patung Liberty di Pulau Liberty, New York, Amerika Serikat, Rabu (24/9/2025). (ANTARA/Fathur Rochman))

Pantau - Di tepi Pelabuhan New York, Patung Liberty berdiri tegak menghadap laut, seolah menyambut siapa pun yang datang ke Amerika Serikat dengan pesan kebebasan yang melampaui batas geografi dan waktu.

Dengan tinggi mencapai 93 meter, Patung Liberty bukan sekadar ikon Amerika Serikat, tetapi juga simbol harapan, keadilan, dan kemerdekaan universal.

Diresmikan pada tahun 1886 sebagai hadiah persahabatan dari Prancis, patung ini sejak awal menggaungkan pesan bahwa setiap manusia berhak hidup bebas dari penindasan.

Simbol kebebasan tersebut kembali relevan ketika para pemimpin dunia berkumpul di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York dalam Sidang Majelis Umum ke-80 yang berlangsung pada 22–30 September 2025.

Sidang tersebut mengusung tema Better together: 80 years and more for peace, development and human rights, dan menjadi panggung penting bagi isu krusial: pengakuan kemerdekaan Palestina.

Dukungan Global Meningkat, Tapi Jalan Damai Masih Panjang

Dalam forum tersebut, sejumlah negara, termasuk Inggris, Belgia, Kanada, Australia, Prancis, Malta, Andora, Monako, dan Portugal, secara resmi menyatakan pengakuan terhadap negara Palestina.

Gelombang pengakuan ini menandai pergeseran geopolitik yang signifikan.

Negara-negara Eropa Barat yang selama ini cenderung berhati-hati kini turut mendorong solusi konkret bagi konflik Palestina–Israel.

Kesadaran global semakin kuat bahwa konflik berkepanjangan ini tidak bisa terus dibiarkan tanpa arah penyelesaian yang jelas.

Namun, dukungan internasional masih menghadapi tantangan besar untuk mewujudkan perdamaian yang kokoh di kawasan Timur Tengah.

Sejak berdiri pada tahun 1945, PBB memegang mandat menjaga perdamaian dunia, dan isu Palestina telah menjadi salah satu ujian paling nyata terhadap efektivitas lembaga ini.

Berbagai inisiatif telah diambil, mulai dari seruan penghentian pembangunan permukiman ilegal hingga pengakuan atas hak rakyat Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri.

Namun, kenyataan di lapangan sering kali jauh dari harapan.

Veto dari anggota tetap Dewan Keamanan, khususnya negara-negara besar dengan kepentingan geopolitik, kerap menjadi penghalang tercapainya konsensus global.

Meski begitu, Majelis Umum PBB tetap menjadi panggung penting bagi negara-negara untuk menegaskan sikap moral terhadap isu Palestina.

Dalam konteks ini, Patung Liberty tak hanya menjadi simbol sejarah Amerika, melainkan juga pengingat global bahwa kebebasan tidak boleh hanya menjadi retorika diplomatik.

Kebebasan harus diwujudkan nyata—termasuk bagi rakyat Palestina.

Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Ahmad Yusuf