
Pantau - Pemerintah Bangladesh melalui Penasihat Utama Muhammad Yunus mengumumkan rencana tujuh poin untuk melindungi dan menyelesaikan krisis pengungsi Rohingya, dalam konferensi tingkat tinggi yang diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Markas Besar PBB, New York, pada Selasa (30/9).
"Delapan tahun sejak genosida dimulai, penderitaan Rohingya terus berlanjut. Inisiatif untuk mengakhiri krisis ini masih berkurang. Pendanaan internasional menghadapi kekurangan yang mengkhawatirkan," ujar Muhammad Yunus dalam pidatonya.
Ia menegaskan pentingnya perhatian dunia terhadap situasi etnis Rohingya yang kini mulai terabaikan akibat maraknya krisis global lainnya.
"Dunia tidak dapat membiarkan Rohingya menunggu lebih lama lagi untuk kembali ke rumah," tegas Yunus, yang juga merupakan peraih Nobel Perdamaian.
Bangladesh Tampung 1,3 Juta Pengungsi, Tekankan Solusi Berasal dari Myanmar
Saat ini, Bangladesh menampung sekitar 1,3 juta pengungsi Rohingya di distrik pesisir Cox’s Bazar.
Sebagian besar dari mereka melarikan diri dari Myanmar pada tahun 2017 setelah terjadinya aksi kekerasan oleh militer di negara bagian Rakhine.
Dalam 18 bulan terakhir, sekitar 150 ribu pengungsi tambahan masuk ke Bangladesh, memperburuk tekanan kemanusiaan di negara tersebut.
Yunus menekankan bahwa akar krisis Rohingya terletak di Myanmar, dan solusi harus datang dari negara tersebut.
"Bangladesh adalah korban krisis. Kami terpaksa menanggung kerugian finansial, sosial, dan lingkungan yang sangat besar. Aktivitas kriminal, termasuk aliran narkoba ke Bangladesh melalui Rakhine, mengancam tatanan sosial kami," jelasnya.
Rencana Tujuh Poin Bangladesh: Repatriasi dan Stabilitas Rakhine
Dalam forum PBB tersebut, Muhammad Yunus menyampaikan tujuh poin rencana strategis yang diajukan Bangladesh untuk mengatasi krisis Rohingya secara menyeluruh:
Menyusun peta jalan praktis untuk repatriasi Rohingya yang aman dan bermartabat, dengan stabilisasi yang wajar di negara bagian Rakhine.
Memberikan tekanan efektif kepada Myanmar dan Tentara Arakan untuk menghentikan kekerasan terhadap Rohingya.
Memulai repatriasi berkelanjutan bagi pengungsi, dimulai dari mereka yang baru datang ke Bangladesh serta mereka yang mengungsi secara internal.
Menggalang dukungan internasional untuk menstabilkan Rakhine.
Menempatkan kehadiran warga sipil internasional untuk memantau stabilisasi dan mendukung pembangunan kepercayaan.
Mendukung langkah integrasi berkelanjutan Rohingya dalam masyarakat dan pemerintahan di Rakhine.
Menggalang pendanaan penuh untuk rencana respons bersama, mewujudkan akuntabilitas, keadilan restoratif, serta membongkar ekonomi narkotika dan memerangi kejahatan lintas batas.
"Hari ini, mari kita berjanji untuk bertindak bersama guna menyelesaikan krisis ini untuk selamanya," ajak Yunus dalam penutupan pernyataannya.
- Penulis :
- Aditya Yohan