Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Fadli Zon Tegaskan Repatriasi dan Hak Budaya sebagai Upaya Memulihkan Martabat Bangsa di Forum Mondiacult 2025

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Fadli Zon Tegaskan Repatriasi dan Hak Budaya sebagai Upaya Memulihkan Martabat Bangsa di Forum Mondiacult 2025
Foto: Fadli Zon Tegaskan Repatriasi dan Hak Budaya sebagai Upaya Memulihkan Martabat Bangsa di Forum Mondiacult 2025

Pantau - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa repatriasi benda bersejarah ke tanah air merupakan bagian penting dari pemenuhan hak budaya, sekaligus langkah nyata dalam memulihkan martabat dan identitas bangsa.

Repatriasi Koleksi Dubois dan Pemulihan Identitas Budaya

Pernyataan ini disampaikan Fadli Zon usai proses pemulangan Koleksi Dubois dari Belanda ke Indonesia, yang dianggap sebagai bukti keseriusan pemerintah dalam memperjuangkan keadilan sejarah.

"Repatriasi benda bersejarah kembali ke negara asal sangat penting untuk memulihkan martabat bangsa dan menyambungkan kembali identitas dengan generasi penerus," ungkap Fadli Zon.

Ia menyampaikan hal tersebut dalam forum budaya dunia UNESCO Mondiacult 2025 yang berlangsung di Barcelona, Spanyol.

Fadli menekankan bahwa hak budaya harus dijamin secara menyeluruh melalui akses yang adil, partisipasi publik, serta pelibatan masyarakat dalam pengelolaan kebudayaan.

Di Indonesia, hak budaya telah dijamin dalam Pasal 32 Undang-Undang Dasar 1945 yang menegaskan bahwa negara wajib memajukan kebudayaan nasional dan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya.

"Hak budaya berarti setiap orang dan komunitas dapat mengakses, berpartisipasi, memperoleh manfaat, sekaligus ikut mengelola kebudayaan. Budaya tidak boleh menjadi privilese segelintir, tetapi hak hidup bagi semua orang," ia menambahkan.

Budaya sebagai Pilar Ekonomi dan Diplomasi Global

Selain aspek historis dan sosial, Fadli Zon juga menyoroti potensi ekonomi dari sektor budaya dan kreatif.

Ia menyebut bahwa secara global, sektor industri budaya dan kreatif menyumbang sekitar USD 4,3 triliun atau 6 persen dari ekonomi dunia.

Menurutnya, budaya adalah mesin pertumbuhan yang mampu menciptakan lapangan kerja, mendorong inovasi, dan meningkatkan pemberdayaan sosial.

Indonesia saat ini tengah mengembangkan berbagai instrumen pembiayaan kebudayaan, di antaranya dana abadi kebudayaan Indonesiana, kerja sama produksi dan program dengan negara mitra, serta kemitraan sektor publik dan swasta (public private partnership) dalam pembangunan infrastruktur budaya.

Kehadiran Indonesia dalam forum Mondiacult 2025 juga menjadi bagian dari strategi diplomasi budaya untuk memperkuat posisi Indonesia di mata dunia.

"Indonesia membawa pesan bahwa budaya adalah pilar penting, baik sebagai hak yang dijamin, maupun sebagai kekuatan ekonomi global. Kehadiran kita di Barcelona menegaskan posisi Indonesia sebagai bangsa berperadaban besar yang siap memimpin dialog budaya dunia," tegas Fadli Zon.

Penulis :
Aditya Yohan
Editor :
Tria Dianti