
Pantau.com - Selepas laga melawan Saigon Heat, Managing Partner CLS Knights Indonesia, Christopher Tanuwidjaja menghadiri konferensi pers yang rutin dilaksanakan pada setiap game kandangnya. Sebelum berbicara, ia sempat menunduk diam beberapa detik lamanya untuk menghimpun kata-kata yang akan ia coba utarakan kepada para awak media. Laga pada Minggu 18 Februari 2018 malam, memang menjadi milik tim asal Vietnam, Saigon Heat. Tapi ada guratan kekecewaan yang tertuang dalam penjelasannya, khususnya kepada tiga orang pengadil yang memimpin jalannya pertandingan ASEAN Basketball League saat CLS Knights Indonesia menghadapi Saigon Heat.Sambil menarik nafas yang panjang, Itop, demikian biasa ia disapa, mengeluarkan komentarnya kepada awak media mengenai kinerja wasit yang disorot tidak hanya olehnya, namun juga sebagian penonton yang hadir langsung di GOR Kertajaya, Surabaya.“Buat saya hari ini seperti pelajaran basic matematika, delapan lebih besar dari angka lima. Mungkin kalian bisa menerjemahkannya sendiri. Para penonton yang melihat langsung di game tadi juga sudah pintar, mereka kecewa dengan beberapa keputusan wasit (bad call) yang sangat merugikan kami,” ujar Itop lewat rilis yang diterima Pantau.com, Senin (19/2/2018).Hasil yang didapat memang tidak bisa mengubah apapun. Terkait rencana protes resmi terhadap ABL, manajemen CLS Knights tak akan dilakukan, karena kompetisi ABL memiliki aturan yang sudah ditetapkan dan ini merupakan konsekuensi yang harus dijalani oleh tim kebanggaan warga kota Surabaya.“Untuk protes secara resmi, yang pertama kita harus transfer 5 ribu US Dollar dalam kurun waktu 30 menit setelah laga usai kepada pihak ABL. Iya kalo komplain kita diterima, tapi kalo tidak? Bukan bermaksud menyudutkan, tiga menit akhir kuarter keempat khususnya, kinerja wasit yang memimpin di laga pertandingan kurang begitu jeli. Daripada saya ajukan protes resmi lebih, baik saya konsentrasi untuk memperbaiki berbagai kekurangan. Masih banyak pekerjaan rumah kami yang harus di benahi,” paparnya lagi.Meski demikian Itop pun juga sadar, mengikuti kompetisi dengan level yang lebih tinggi dengan jadwal yang ketat, membuat ia dan manajemen akan terus belajar dan juga berbenah untuk bisa membawa CLS Knights Indonesia meraih kemenangan lagi disetiap gamenya. Apalagi para fans basket di Indonesia maupun suporter mereka tidak sedikit yang kritis untuk mengometari di media sosial khususnya saat menderita kekalahan.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta