Pantau Flash
HOME  ⁄  Olahraga

Kisah Pembawa Obor Asian Games 2018 yang Berjuang Majukan Olahraga

Oleh Tatang Adhiwidharta
SHARE   :

Kisah Pembawa Obor Asian Games 2018 yang Berjuang Majukan Olahraga

Pantau.com - Menyongsong perhelatan olahraga internasional Asian Games 2018, Danone-AQUA, sebagai sponsor resmi hidrasi Asian Games 2018, berkesempatan berpartisipasi di dalam Pawai Obor Asian Games 2018 di lima kota yakni Yogyakarta, Bali, Palembang, Bogor dan Jakarta.

Kesempatan ini digunakan untuk menghadirkan dua mantan atlet yang mengabdikan diri untuk memajukan olahraga yang digelutinya. Dua mantan atlet itu adalah Daudy Bahari (Petinju) dan Deni Syahputra (Gulat) mewakilli Danone-AQUA sebagai Pembawa Obor di Bali dan Palembang.

Hal ini merupakan salah satu perwujudan 'kontingen kebaikan' dalam rangka Asian Games 2018 yang dilakukan Danone-AQUA untuk mengapresiasi orang-orang yang dianggap berjasa bagi para atlet.

Baca Juga: OFF THE FIELD: Kisah Penemu Bakat Zohri yang Pernah Gagal sebagai Atlet

Seperti yang telah dicanangkan dalam peluncuran #KontingenKebaikan pada bulan Juli lalu, Danone-AQUA hadir tidak saja sebagai sponsor resmi hidrasi, namun juga menjadi sponsor resmi kebaikan Asian Games 2018. Menurut Marketing Manager, Jeffri Ricardo, menilai pihaknya sebagai sponsor resmi kebaikan mengajak masyarakat Indonesia untuk mengharumkan nama bangsa melalui aksi kebaikan dan menjadi tuan rumah yang baik untuk Asian Games 2018 ini. “Gotong royong, tolong menolong, ramah tamah dan tenggang rasa merupakan nilai-nilai warisan bangsa Indonesia yang harus ditebarkan selama Asian Games 2018 ini.  Melalui #KontingenKebaikan, kami memberikan inspirasi dan makna kebaikan bagi seluruh masyarakat, mulai dari kegiatan Pawai Obor hingga Asian Games 2018 selesai berlangsung,” ujar Jeffri lewat rilis yang diterima Pantau.com, Senin (13/8/2018).Petinju Daudy Bahari, menjadi pilihan Danone-AQUA untuk membawa obor Asian Games 2018 di Bali. Ia melalui masa emasnya sebagai petinju profesional, baginya tinju tak hanya akan berhenti atau jalan ditempat.



Selama 11 tahun sebagai petinju profesional, Daudy telah mengukir sederet panjang prestasi dengan rekor 44 kali menang (16 KO), sekali seri, dan 4 kali kalah (2 KO), dari 49 kali pertarungannya.  Daudy adalah pemegang juara PABA (Asia-Pacific) welter junior sejak tahun 2003 hinga 2007. Ia juga juara WBO Asia tahun 2008-2009."Ini salah satu bentuk pengabdian kami untuk tinju,” ujar Daudy yang memiliki sasana tinju di Denpasar, Bali.Seperti halnya sang ayah, Daudy melakukan penelusuran ke daerah-daerah untuk mencari anak tak mampu tapi berbakat tinju, lalu membinanya dengan biaya sendiri hingga menjadi juara. “Saya ingin melahirkan petinju-petinju yang bisa mengharumkan nama Indonesia di kiprah internasional. Dan prestasi tinju Indonesia bisa kembali berjaya,” harapnya.
Klik Next lebih Lanjut...

Penulis :
Tatang Adhiwidharta