
Pantau - Kapten Persija Jakarta Andritany Ardhiyasa menyatakan, keputusan PSSI untuk meniadakan sistem degradasi menghilangkan keseruan dalam kompetisi.
Menurutnya, dengan tidak ada sistem degradasi, maka akan menghilangkan daya juang dan kemampuan terbaik para pemain untuk berlaga di setiap pertandingan.
"Seharusnya ada yang juara, ada yang degradasi. Kalau begini kurang greget," ujar Andritany di Gedung Kemenpora, Jakarta, Senin (16/1/2023).
Andritany berpendapat, sistem promosi dan degradasi akan menuntut para pemain untuk menunjukkan penampilan mereka. Pasalnya, hal tersebut seperti suatu reward and punishment dari pesepakbola.
"Dalam Liga 1, idealnya pemain berlaga untuk membawa timnya juara atau terhindar dari degradasi. Sementara di Liga 2, pemain harus membantu tim promosi ke Liga 1, begitu seterusnya," terangnya.
Seperti diketahui, PSSI secara resmi menghentikan pelaksanaan Liga 2 dan meniadakan sistem degradasi untuk Liga 1 musim 2022/2023.
Hal ini sebagai imbas dari tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu yang menyebabkan 135 orang meninggal dunia.
Menurutnya, dengan tidak ada sistem degradasi, maka akan menghilangkan daya juang dan kemampuan terbaik para pemain untuk berlaga di setiap pertandingan.
"Seharusnya ada yang juara, ada yang degradasi. Kalau begini kurang greget," ujar Andritany di Gedung Kemenpora, Jakarta, Senin (16/1/2023).
Andritany berpendapat, sistem promosi dan degradasi akan menuntut para pemain untuk menunjukkan penampilan mereka. Pasalnya, hal tersebut seperti suatu reward and punishment dari pesepakbola.
"Dalam Liga 1, idealnya pemain berlaga untuk membawa timnya juara atau terhindar dari degradasi. Sementara di Liga 2, pemain harus membantu tim promosi ke Liga 1, begitu seterusnya," terangnya.
Seperti diketahui, PSSI secara resmi menghentikan pelaksanaan Liga 2 dan meniadakan sistem degradasi untuk Liga 1 musim 2022/2023.
Hal ini sebagai imbas dari tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu yang menyebabkan 135 orang meninggal dunia.
- Penulis :
- Aditya Andreas