
Pantau.com - Ada kekhawatiran di tengah orang tua jaman sekarang tentang dampak permainan video (video game) bagi perkembangan anak. Belum terjawab tuntas pertanyaan, kini muncul istilah baru yaitu eSport, di mana kompetisi permainan yang umumnya dilakukan oleh para pemain profesional dan menawarkan hadiah yang besar.Kenapa memakai istilah eSports, apa benar itu sebuah olahraga? Betul karena industri baru tersebut menjadi cabang permainan eksebisi di pesta olahraga Asian Games 2018 yang baru-baru ini di gelar di Jakarta.Di mata Anna Surti Ariyani, psikolog anak dan keluarga, bermain permainan video dan munculnya industri olahraga elektronik sebenarnya bisa membantu perkembangan anak dan remaja jika dilakukan dengan benar.
Baca Juga: Wow! eSport Bakal Dipertandingkan di Asian Games 2022
"Ketika kita menjalankan eSports ini secara serius, sebetulnya kita membantu anak-anak terutama remaja untuk bisa mendapatkan manfaat dari sana. Ada manfaat untuk perkembangan kognitif dan juga perkembangan emosional dan sosial," ujar Anna ketika jadi pembicara di peluncuran liga eSports antar anak SMA HSL 2018 di Jakarta.Anna mengungkapkan bahwa di sisi perkembangan kognitif, menurut penelitian, permainan video bisa membantu meningkatkan kemampuan visual anak. Alasannya, ketika bermain mereka dituntut untuk memahami medan permainan lewat peta. Anak yang terbiasa melihat dan mengelola peta bisa mengalami peningkatan kemampuan visual mereka.Selain itu, anak juga dilatih untuk memiliki kemampuan mengambil keputusan yang strategis, misalnya, ketika bermain mereka harus memilih karakter yang cocok untuk tingkat kesulitan permainan yang berbeda.
Tim Indonesia berkomunikasi saat bertanding melawan Arab Saudi di Asian Games 2018. (Foto: Inasgoc/ Ady Sesotya)
Esports memiliki disiplin yang jelas, serta target yang terukur misalnya untuk meraih medali atau hadiah. Sementara bagi mereka di luar profesi atlet eSport, bermain permainan video tergantung suasana hati dan tidak memiliki target tertentu karena terkadang dilakukan hanya untuk mengatasi kebosanan.Selain itu, menekuni eSports tujuannya adalah produktif dan bisa menghasilkan uang, sedangkan bermain permainan video pada umumnya cenderung bersifat konsumtif. Karena itu, orang tua wajib memantau sang anak dan mendukung eSport untuk mencegah kecanduan game."Jalin hubungan yang mesra, karena ini akan menjadi dasar hubungan antara orang tua dan remaja, lancarkan komunikasi yang terbuka. Kemudian jaga disiplin dalam rutinitas harian, jadi tetap mandi iya, makan iya," kata dia.Sementara itu, seorang komentator eSport, Gisma Priayudha, yang juga berkecimpung sebagai penyelenggara turnamen olahraga elektronik mengungkapkan bahwa eSports bisa menjadi tombak untuk menyelamatkan anak-anak agar tidak kecanduan permainan video."Ketika melihat seseorang kecanduan game itu masih bisa diselamatkan dengan pola pikir untuk eSports selain membutuhkan kebugaran fisik, mental juga kepintaran akademik," ujar Gisma yang juga project creator kompetisi HSL 2018 itu.Setelah mendapat pengakuan internasional, adalah definisi yang menyebutkan bahwa eSports itu olahraga. Tidak salah juga eSports itu permainan yang menjadi hobi yang menghasilkan.Mendidik anak agar memiliki prestasi akademik yang baik adalah tugas yang tidak mudah bagi orang tua maupun guru, juga mendidik masyarakat agar tidak terjebak stigma negatif eSports masih menjadi pekerjaan rumah bersama.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta