
Pantau - Pelatih AS Roma, Jose Mourinho memiliki tuah saat membawa tim yang ia tangani di babak final. Ia selalu menjadi juara di partai puncak.
Tuah Mourinho pertama kali terjadi saat membawa FC Porto ke final Liga Champions 2004. Di partai puncak, Porto menjadi juara setelah mengalahkan AS Monaco.
Selanjutnya, giliran Inter Milan yang dibawa Mourinho juara Liga Champions 2010. Bahkan, pada musim itu, pelatih berjuluk The Special One mampu meraih treble winner.
Kemudian, Manchester United juga merasakan tuah Mourinho saat menjuarai Liga Europa 2017. Terakhir, Roma juga merasakannya musim lalu saat juara Liga Konferensi Eropa.
Namun, jelang laga final melawan Sevilla pada Kamis (1/6/2023) dini hari nanti. Mourinho mengesampingkan catatan itu semua. Ia meyakini, rekor ciamiknya tak berpengaruh apapun dalam laga nanti.
"Sejarah tidak bikin menang sama sekali. Anda lihat final Real Madrid dan Anda berpikir Real Madrid memenangi setiap final. Anda lihat Sevilla dan Anda bilang Sevilla memenangi setiap final," ujar Mourinho.
"Tapi kenyataannya adalah sejarah tidak bikin menang. Saya tidak suka takhayul, jadi saya tidak melihat takhayul bahkan sebagai faktor," lanjutnya.
Untuk itu, Mourinho mengaku hanya akan fokus membawa timnya bermain dengan maksimal dalam partai puncak melawan Sevilla yang juga dikenal sebagai penguasa kasta kedua kompetisi Eropa tersebut.
"Ini final baru, sejarah baru. Mereka punya pengalaman di sana. Kami punya pengalaman karena belum lama ini (di final kompetisi Eropa). Jadi tidak ada masalah, saya cuma ingin main," tandasnya.
Tuah Mourinho pertama kali terjadi saat membawa FC Porto ke final Liga Champions 2004. Di partai puncak, Porto menjadi juara setelah mengalahkan AS Monaco.
Selanjutnya, giliran Inter Milan yang dibawa Mourinho juara Liga Champions 2010. Bahkan, pada musim itu, pelatih berjuluk The Special One mampu meraih treble winner.
Kemudian, Manchester United juga merasakan tuah Mourinho saat menjuarai Liga Europa 2017. Terakhir, Roma juga merasakannya musim lalu saat juara Liga Konferensi Eropa.
Namun, jelang laga final melawan Sevilla pada Kamis (1/6/2023) dini hari nanti. Mourinho mengesampingkan catatan itu semua. Ia meyakini, rekor ciamiknya tak berpengaruh apapun dalam laga nanti.
"Sejarah tidak bikin menang sama sekali. Anda lihat final Real Madrid dan Anda berpikir Real Madrid memenangi setiap final. Anda lihat Sevilla dan Anda bilang Sevilla memenangi setiap final," ujar Mourinho.
"Tapi kenyataannya adalah sejarah tidak bikin menang. Saya tidak suka takhayul, jadi saya tidak melihat takhayul bahkan sebagai faktor," lanjutnya.
Untuk itu, Mourinho mengaku hanya akan fokus membawa timnya bermain dengan maksimal dalam partai puncak melawan Sevilla yang juga dikenal sebagai penguasa kasta kedua kompetisi Eropa tersebut.
"Ini final baru, sejarah baru. Mereka punya pengalaman di sana. Kami punya pengalaman karena belum lama ini (di final kompetisi Eropa). Jadi tidak ada masalah, saya cuma ingin main," tandasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas