Pantau - Ketua Umum PSSI Erick Thohir memberikan apresiasi terhadap komitmen FIFA Players’ Voice Panel (PVP) dalam memerangi rasisme di dunia sepak bola, dan menegaskan bahwa Indonesia harus menjadi bagian dari gerakan global melawan diskriminasi.
"Pertemuan FIFA PVP di Rabat diharapkan semakin menguatkan pesan anti-rasisme kepada masyarakat dunia. Sepak bola adalah olahraga global dengan jangkauan luas yang dapat menyatukan banyak bangsa, termasuk Indonesia," ungkap Erick.
FIFA PVP beranggotakan 16 mantan pesepak bola dunia dan menggelar pertemuan perdana pada 10 November di Rabat, Maroko, sebagai bagian dari program Global Stand Against Racism yang diumumkan dalam Kongres FIFA ke-74 di Bangkok, Mei 2024.
Seluruh 211 asosiasi anggota FIFA, termasuk PSSI, diwajibkan mengambil langkah nyata dalam memberantas rasisme di seluruh lapisan sepak bola.
Serukan Tanggung Jawab Bersama Lawan Perundungan
Erick Thohir juga bertemu dengan anggota FIFA PVP asal Prancis, Mikael Silvestre, di sela-sela pergelaran Piala Dunia U-17 di Doha, membahas pentingnya peran mantan pemain dunia dalam memberi masukan strategis bagi komunitas sepak bola.
Ia menyoroti kasus perundungan dan ujaran rasis yang masih terjadi di olahraga nasional maupun media sosial sebagai peringatan serius.
"Fenomena ini harus menjadi pelajaran bersama. Jangan sampai tindakan tidak etis di dunia maya maupun di lapangan justru mencoreng wajah sepak bola kita dan berujung pada sanksi atau denda dari FIFA," tegas Erick.
Isu rasisme disebut masih muncul di berbagai level, termasuk stadion, media sosial, dan interaksi antar pemain, ofisial, serta suporter.
PSSI Komitmen Perkuat Kampanye Anti-Rasisme
PSSI menyatakan komitmennya untuk memperkuat edukasi dan kampanye anti-rasisme serta anti-perundungan melalui jalur kompetisi resmi, pembinaan usia muda, dan media sosial.
Erick menegaskan bahwa nilai-nilai keberagaman bangsa Indonesia harus tercermin dalam perilaku seluruh elemen sepak bola nasional, termasuk pemain, ofisial, dan suporter.
- Penulis :
- Aditya Yohan
