Pantau Flash
HOME  ⁄  Olahraga

Kisah Jurnalis di Balik SEA Games 2025: Berlari, Tertawa, dan Berjuang untuk Momen Berharga

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Kisah Jurnalis di Balik SEA Games 2025: Berlari, Tertawa, dan Berjuang untuk Momen Berharga
Foto: (Sumber: Atlet dan ofisial kontingen Indonesia mengikuti defile dalam pembukaan SEA Games 2025 di Stadion Rajamangala, Bangkok, Thailand, Selasa (9/12/2025). Indonesia mengirimkan 1.021 atlet dalam pesta olahraga terbesar se-Asia Tenggara yang berlangsung pada 9 hingga 20 Desember 2025 tersebut. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nym.)

Pantau - SEA Games 2025 di Thailand tak hanya dipenuhi cerita dari arena pertandingan dan perolehan medali, tapi juga menyimpan banyak kisah perjuangan dari balik layar, termasuk peran penting para jurnalis yang setia mencatat setiap momen bersejarah.

Di balik kemeriahan pesta olahraga Asia Tenggara ini, jurnalis menjadi saksi dari setiap langkah perjuangan atlet, mulai dari lagu Indonesia Raya yang berkumandang, Merah Putih yang berkibar, hingga air mata kemenangan maupun kekalahan yang tertangkap di ujung lensa.

Mereka bekerja dari pinggir arena, lorong stadion, ruang mixed zone yang padat, hingga kursi-kursi paling ujung di tribun tempat mereka bisa menyalakan laptop dan mengirim naskah di tengah keramaian.

Jurnalis sebagai “Atlet Dadakan” di Tengah Padatnya Jadwal

Tak hanya atlet yang bertarung di lapangan, jurnalis juga menghadapi tantangan tersendiri—tekanan waktu, jarak antarvenue, dan stamina yang terus terkuras oleh ritme kerja yang padat dan tak kenal waktu.

Sering kali, mereka harus menjadi “atlet dadakan”, berlari dari satu venue ke venue lain, melawan kemacetan Bangkok, bahkan berpindah kota sejauh ratusan kilometer demi mengejar satu momen yang tak boleh terlewat.

Ada kalanya mereka tiba tepat waktu, namun ada pula yang harus menerima kenyataan terlambat beberapa menit dari momen emas yang hanya terjadi sekali.

Namun, dalam semua kondisi itu, suasana khas dunia jurnalisme begitu terasa: campuran antara kelelahan, tanggung jawab, dan kebersamaan.

Ketika target medali emas gagal diraih, tidak selalu disambut dengan wajah muram.

"Aduh, gimana ya. Enggak ada emas lagi," ucap Moch Mardiansyah Al Afghani dengan nada setengah bercanda, setengah pasrah.

Kalimat itu disambut tawa pelan—terdengar dipaksakan, tapi justru menjadi kekuatan untuk bertahan di tengah tekanan.

"Aman, besok masih ada cabang lain," sahut Nova Wahyudi sambil menepuk bahu rekannya Dian, menunjukkan semangat untuk terus maju.

Ejekan ringan dan candaan yang muncul bukan untuk menjatuhkan, melainkan menjadi bentuk sederhana dari solidaritas dan semangat kolektif untuk saling memahami dan menguatkan.

Tim Pewarta ANTARA, Kecil Namun Penuh Semangat

Pewarta dari Kantor Berita ANTARA yang bertugas ke SEA Games 2025 hadir dalam formasi kecil, hanya empat orang, namun tetap menjalankan tugas dengan totalitas tinggi.

Dua pewarta teks, Aditya Ramadhan dan Muhammad Ramdan, bertugas menulis berita dari berbagai lokasi pertandingan.

Satu pewarta video, Moch Mardiansyah Al Afghani, terus memburu momen visual dinamis dari arena ke arena.

Satu pewarta foto, Nova Wahyudi, mengabadikan setiap ekspresi dan peristiwa penting dalam bentuk gambar yang berbicara.

Di tengah keterbatasan tim dan padatnya agenda, mereka menjadi bagian dari denyut SEA Games yang tak terlihat oleh penonton umum—mereka mencatat, memotret, merekam, dan mengabadikan semangat olahraga untuk dikenang dan dibagikan.

Penulis :
Ahmad Yusuf