Pantau Flash
HOME  ⁄  Olahraga

Permata Juventus itu Bernama Moise Kean

Oleh Tatang Adhiwidharta
SHARE   :

Permata Juventus itu Bernama Moise Kean

Pantau.com - Penyerang muda Juventus, Moise Kean, saat ini menjadi sorotan usai menjadi korban pelecehan rasis di laga Cagliari vs Juve pada Rabu 3 April 2019. Sebuah situasi yang memicu beberapa tanggapan beragam dari rekan setimnya Leonardo Bonucci dan pelatih.

Sementara banyak orang pertama kali mendengar tentang Kean karena pelecehan yang dihadapinya. Pemuda berusia 19 tahun itu merupakan salah satu prospek di Timnas Italia, sebelum laga melawan Cagliari, ia membela tim Azzurri dan sukses membubuhkan dua gol di jeda internasional.

Tak ayal, Kean dinilai sebagai salah satu talenta muda sepakbola yang paling menjanjikan. Di balik itu juga, ia terbukti berkunjung ke sebuah badan amal anak-anak untuk berbagi keceriaan.

Kisah hidup Kean memang tak mudah. Sebagai anak seorang imigran asal Afrika, ia lahir pada 28 Februari 2000, di Vercelli, Italia. Memiliki darah Pantai Gading dari kedua orang tuanya, Isabelle Dehe (Ibu) dan Biorou Jean Kean (Ayah), Kean kecil langsung tertarik pada sepakbola.

"Kami hanya memiliki sedikit uang. Kemudian suatu hari Moise memanggil saya dalam perjalanan ke tempat kerja pada pukul 05.30 pagi dan mengatakan 'Bu, ini ada kabar. Saya katakan padanya: Tidak, jangan beri tahu saya jika kamu tidak gabung Juve. Dia menjawab: Saya melakukannya dan mulai hari ini Ayah dan Ibu berhenti dari pekerjaan Anda & dan tinggal bersama saya di Turin'," cerita Isabelle kepada Tutto Sport.

Ada kisah yang dianggap sebagai mukjizat oleh pasangan Isabelle dan Biorou. Di mana dokter menilai kalau keduanya tak akan memiliki anak lagi setelah melahirkan Giovanni Kean (25 tahun).

Namun, Isabelle bermimpi tentang Nabi Musa, tak dinyana, empat bulan kemudian ia mengandung Moise Kean.

"Namanya? Ada cerita di baliknya, karena kelahirannya merupakan mukjizat. Itu setelah para dokter mengatakan kepada saya bahwa saya tidak akan bisa mendapatkan anak lagi. Kemudian suatu malam saya bermimpi tentang Musa, dan empat bulan kemudian saya hamil. Jadi Moise itu dari mimpi itu," tambah Isabelle.Juventus bak Ayah Bagi Kean


Isabelle saat diwawancarai. (Foto: Istimewa)

Sebelumnya Kean berkarir di sebuah klub kecil, Asti pada 2007, kemudian bergabung dengan Torino hingga 2010. Tak lama kemudian, ia gabung dengan tim muda Juventus pada 2015.

Hingga akhirnya, pemain bernomor punggung 18 itu menjalani debut profesionalnya pada 2016 ketika Juve menghadapi Pescara, tepat berusia 16 tahun. Dan itu menjadi sebuah rekor untuk pemain muda di klub asal Turin itu.

"Di Juventus, mereka menyambutnya sebagai seorang anak dan mengubahnya menjadi laki-laki. Mereka membuatnya belajar dan berlatih. Mereka membesarkannya. Tidak hanya di lapangan, tetapi juga di luar. Mereka (Juve) adalah ayahnya," papar sang Ibu.

"Kami berdua menangis setelah pertandingan Pescara. Moise dan keluarga kami berterima kasih kepada Juventus. Mereka mendidiknya dan mereka percaya padanya. Saya hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada Juventus, semua orang telah berupaya keras untuk membuat dia seperti hari ini," jelasnya.

Kean masih memiliki jalan panjang dalam karirnya sebagai pesepakbola profesional. Ia jauh dari sosok Mario Balotelli yang dikenal sebagai pemain bengal, Kean jauh dari itu, ia hanya ingin membuktikan kualitasnya di atas lapangan dan menjadi permata bagi Juventus.

Musim ini, Kean sudah membukukan empat gol dengan satu assist dari enam kali tampil di Serie A. Ia sukses mencuri perhatian para Juventini ketika Cristiano Ronaldo absen akibat cedera.

Penulis :
Tatang Adhiwidharta