
Pantau.com - Kegagalan merupakan keberhasilan yang tertunda. Kalimat ini lah yang terus ada di kepala Adzka Dharmawan, mantan pebulutangkis yang kini bertugas membesut tim ganda campuran pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta. Semasa muda, Adzka merupakan ganda putra level taruna terbaik di Klub PB Jaya Raya.
Berpasangan dengan Victor Osmond Tarigan, pria kelahiran 1991 ini sukses meraih gelar di beberapa turnamen bergengsi seperti Juara I Ganda Taruna Putra Kejurprov 2007 Jakarta serta runner up Djarum Sirnas Open 2009 Jakarta.
Sayang nasib berkata lain. Pada seleksi nasional ganda taruna putra 2010, adzka gagal unjuk gigi. Praktis asa Adzka berkarir di Cipayung pupus sudah. Dia pun memilih meninggalkan bulu tangkis untuk bekerja di Kementrian Lingkungan Hidup.
Baca Juga: Kenali Dulu, Ini Lawan Indonesia di Sudirman Cup 2019
Delapan tahun berlalu kecintaan Adzka terhadap olahraga tepok bulu membuatnya rindu dan melangkahkan kaki ke Cipayung hanya untuk bersilaturahmi bersama mantan rekan-rekannya. Februari 2018 Siapa sangka, dari ringan kakinya lah tawaran menjadi staff pelatih justru datang menghampiri. Adalah Rudy Gunawan Haditono yang awalnya menawarkan peran itu, kepala pelatih ganda putri pratama yang juga kakak kandung kabid binpres PBSI, Susy Susanti.
"Kami butuh tenaga di bidang pembantu kepelatihan dan sparing partner, kebetulan Adzka mantan murid saya dan saya tahu dia mampu melakukan tantangan itu," kata Rudy.
Gayung bersambut, Adzka menerima pinangan PBSI. Meski, dia mengaku sempat ragu lantaran akan melatih para pemain kelas dunia yang membela Indonesia di level internasional.
"Awalnya ragu, karena yang saya latih kan pemain dunia. Tapi setelah diyakinkan Koh Rudy (Gunawan) dan meminta restu orang tua akhirnya saya mantap ambil peluang ini." Adzka menjelaskan.
Baca Juga: Pantau Sorot: Mengenal Sejarah Piala Sudirman
Selama lebih dari setahun Adzka bertugas melatih ganda campuran banyak kontribusi yang diberikan. Terutama soal motivasi dan pengalaman.
"Adzka itu rajin, orang nya cepat bisa beradaptasi, enak diajak diskusi, dan juga salah satu sparing partner yang bagus karena memang basic dia memang mantan pemain nasional," ujar pebulutangkis senior Indonesia, Tontowi Ahmad.
Meski gagal menghuni cipayung sebagai pemain, adzka berharap ada kesuksesan yang didapat sebagai pelatih. Banyak sosok yang menjadi inspirasinya, di antaranya mainaky bersaudara, Richard Mainnaky dan Rionny Mainakky yang kini satu atap dengannya.
"Kak Richard terbukti bertangan dingin. Sementara Kak Reony bisa sukses di Jepang. Saya belajar banyak dari mereka dan berharap bisa menyamai atau melebihi kesuksesan mereka sebagai pelatih," Tutup Adzka.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta