
Pantau.com - Pebola voli putra Indonesia, Doni Haryono berharap Pengurus Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) dapat mengadakan pembinaan sejak junior sehingga akan melanjutkan regenerasi untuk kedepannya seperti negara lain.
Doni menjadi salah satu pemain yang turut hadir menyumbangkan medali emas untuk tim Voli Putra Indonesia. Doni Haryono dipercaya pelatih, Li Qiujiang (China) dalam susunan inti tim voli putra dan ia pun turut hadir meraih kemenangan pada laga final yang mempertemukan ti Merah Putih melawan Filipina yang berlangsung di Philsports Arena, Selasa, 10 Desember 2019, dengan skor 3-0 (25-21, 27-25, 25-17).
Dengan hasil impresif yang dilakukan oleh tim bola Voli Indonesia, tentu harapan kedepannya untuk bisa mempertahankan medali emas menjadi tujuan utama.
Baca Juga: Voli Putra Indonesia Raih Medali Emas ke-10 Putus Puasa Kutukan 10 Tahun
Untuk bisa mewujudkan hal tersebut, Pria asal Magelang, Jawa Tengah itu berharap akan ada pembinaan untuk junior kedepannya sehingga regenerasi pun terus ada. "Mungkin lebih pada masalah pembinaannya ya, kalau menurut saya sih pembinaannya. Kalau di Filipina kan dari junior sudah ada. Jadi menurut saya seharunya pembinaan dari junior juga sudah harus ada," ujar Doni saat ditemui Pantau.com, Kamis (12/12/2019).
"Jadi kalau misal senior sudah ada yang pensiun nanti junior bisa langsung ke atas. Jadi bibitnya tetap ada dan jenjangnya tidak berhenti disitu saja," tambahnya.
Selain itu, pria kelahiran 21 Februari 1999 tersebut selama di SEA Games 2019 memiliki catatan statistik dengan permainan terbaik. Namun ia mengatakan bahwa dalam ajang dua tahunan tersebut tidak ada penghargaan untuk pemain terbaik.
"Di SEA Games, tidak ada pemain terbaik. Mungkin kemarin itu dilihat secara statistik saja," klarifikasi Doni setelah beberapa kabar menyatakan ia terpilih sebagai pemain terbaik.
Baca Juga: Raih Hasil Positif di SEA Games, PBVSI Akan Pertahankan Pelatih Asal China
Meski berhasil meraih medali emas setelah kali terakhir Indonesia mendapatkannya pada SEA Games Laos 2009, pemain kelahiran 21 Februari 1999 tersebut tidak mau menganggap mudah persaingan bola voli di Asia Tenggara.
"Kalau sekarang, dilihat dari semua negara mungkin kekuatan hampir sama sekarang. Mereka sudah bisa mengimbangi negara-negara lain," ucap Doni.
"Contohnya, Kamboja sudah mulai maju. Kalau Filipina, saya tidak menyangka sudah sudah bagus seperti ini. Pada 2017, mereka belum bagus dalam hal skill individu. Jadi bisa dibilang sekarang kekuatan Asia tenggara sudah merata," tuntasnya.
- Penulis :
- Kontributor WIL