
Pantau - Skandal manipulasi sertifikasi atas sejumlah uji layak jalan suatu kendaraan bermotor pabrikan otomotif Jepang berdampak pada Mazda dengan beberapa unitnya. Mazda menyampaikan permohonan maaf atas apa yang terjadi.
"Kami ingin menyampaikan permintaan maaf yang tulus atas ketidaknyamanan dan kekhawatiran yang ditimbulkan kepada pelanggan, mitra bisnis, dealer, dan seluruh pemangku kepentingan lainnya yang terkait dengan Mazda," tulis Mazda dikutip seperti dalam keterangan pers resminya, Rabu (5/6/2024).
Kementerian Transportasi Jepang mengungkap ada sejumlah merek mobil di Jepang terlibat dalam dugaan skandal penipuan data uji emisi dan keselamatan selain Toyota.
Masalah ini baru diketahui setelah Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata (MLIT) mengeluarkan permintaan untuk investigasi pada 26 Januari 2024 lalu.
Usai adanya permintaan pemeriksaan tersebut, Mazda Motor Corporation menyelidiki 2.403 pengujian untuk pengajuan izin tipe kendaraan.
"Hasil investigasi menemukan kejanggalan pada total lima pengujian dalam dua kategori pengujian yang dilaporkan ke Kementerian pada 30 Mei,'' imbuhnya.
"Kejanggalan yang teridentifikasi kali ini meliputi produksi 150.878 unit dan penjualan 149.313 unit," pungkasnya.
Mazda menemukan adanya kejanggalan dalam uji tabrak tiga model yang kini tidak lagi diproduksi. Kejanggalan tersebut yakni terkait airbag yang melindungi penumpang.
Padahal seharusnya, airbag mengembang secara spontan berdasarkan deteksi tabrakan yang dibaca oleh sensor. Model yang terdampak dalam kasus ini adalah Mazda Roadster RF dan Mazda2 yang dipasarkan di Jepang.
"Mengingat hasil penyelidikan, pengiriman model yang terkena dampak yang saat ini sedang diproduksi telah dihentikan sementara sejak 30 Mei," kata Mazda.
Sementara model yang sudah tidak diproduksi akan dilakukan pengujian ulang untuk memastikan bahwa kendaraan tersebut telah memenuhi standar hukum.
Sebelumnya, Toyota mengalami skandal lagi di Jepang terkait uji sertifikasi keamanan. Toyota diduga memanipulasi atau memberikan laporan yang keliru soal sertifikasi keamanan kendaraan.
Berdasarkan data yang dihimpun Pantau.com dari berbagai sumber, Selasa (4/6), Kementerian Perhubungan Jepang telah memerintahkan Toyota untuk menghentikan ekspor untuk beberapa kendaraan yang dinilai bermasalah.
- Penulis :
- Sofian Faiq