Pantau Flash
HOME  ⁄  Otomotif

Kanada Tingkatkan Tarif Import EV, China: Langkah Proteksionis Ganggu Hubungan Kedua Negara

Oleh Sofian Faiq
SHARE   :

Kanada Tingkatkan Tarif Import EV, China: Langkah Proteksionis Ganggu Hubungan Kedua Negara
Foto: Mobil listrik Xiaomi SU7 - X/Do Xiaomi

Pantau - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian menanggapi langkah proteksionis Kanada yang akan menetapkan peningkatan tarif impor mobil listrik (electric vehicle atau EV) dari China hingga 100 persen. Menurut Lin Jian, langkah itu akan mengganggu hubungan dagang kedua negara.

"Langkah proteksionis yang khas tersebut mengganggu hubungan perdagangan China-Kanada, merugikan kepentingan perusahaan dan konsumen Kanada dan tidak banyak membantu proses transisi hijau Kanada serta upaya global untuk menanggapi perubahan iklim," kata Lin Jian dikutip seperti dalam keterangannya, dilansir dari Antara, Rabu (28/8/2024).

Kanada mengumumkan bahwa negara tersebut mengikuti jejak Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) yang mengenakan tarif impor 100 persen terhadap kendaraan listrik (EV) asal China, ditambah tarif impor 25 persen untuk baja dan aluminium asal Tiongkok  pada Senin (26/8) kemarin.

Bea impor yang akan berlaku mulai 1 Oktober 2024 tersebut, juga termasuk untuk semua EV merek Tesla yang dibuat di China. Subsidi, kata Lin Jian, tidak menghasilkan daya saing industri.

"Saya tegaskan bahwa langkah Kanada mengabaikan fakta, tidak menghormati aturan WTO dan bertentangan dengan tren historis. China menyesalkan dan menentang hal ini," ujarnya.

"Proteksionisme tidak melindungi apa pun kecuali keterbelakangan dengan masa depan sebagai dampak yang harus dibayar," tambahnya.

Baca juga: GR Supra GT4 EVO2 Dapat Pembaharuan, Diluncurkan Musim 2025

Lin Jian mengatakan perkembangan pesat industri EV di China merupakan hasil dari inovasi teknologi yang terus-menerus, rantai pasok yang mapan dan persaingan pasar penuh.

"Inilah yang terjadi ketika keunggulan komparatif kami memberikan apa yang dibutuhkan pasar. China mendesak Kanada untuk menghormati fakta, mematuhi aturan WTO, segera memperbaiki kekeliruan kebijakan itu dan berhenti mempolitisasi masalah perdagangan," tuturnya.

China, menurut Lin Jian, akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi hak dan kepentingan sah perusahaan Tiongkok.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan pemerintahannya bertindak untuk melawan apa yang disebut sebagai "kebijakan kelebihan kapasitas yang disengaja dan diarahkan" oleh Pemerintah China.

Ia juga menambahkan Kanada akan terus bekerja sama dengan AS dan sekutu lainnya untuk memastikan dunia tidak terkena dampak "persaingan tidak adil" yang tidak berpihak pada pasar seperti yang dilakukan China.

Kanada, menurut Trudeau, juga sedang mempertimbangkan tindakan sejenis terhadap "chip" dan panel surya.

Pengenaan tarif tersebut akan ditinjau satu tahun sejak tanggal pemberlakuan dan dapat diperpanjang atau ditambah dengan langkah-langkah lanjutan.

Baca juga: AEML Sebut Motor Listrik Jadi "Low Hanging Fruit" Industri EV Indonesia

Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden pada Mei 2024 mengumumkan penggandaan tarif EV China menjadi 100 persen, bea masuk untuk semikonduktor dan panel surya sebesar 50 persen dan tarif baru baterai ion-litium sebesar 25 persen serta barang-barang strategis lain termasuk baja untuk melindungi perusahaan domestik dari apa yang disebut kelebihan produksi China.

Sedangkan Uni Eropa (UE) pada 20 Agustus 2024 mengumumkan rencananya untuk mengenakan bea impor selama 5 tahun maksimum hingga 36,3 persen terhadap EV China, kecuali jika negara tersebut dapat menawarkan solusi alternatif atas sengketa dagang terkait subsidi negara.

Kanada diketahui "hanya" mengenakan tarif impor 6,1 persen terhadap EV dari China. Impor EV dari China ke pelabuhan terbesar di Kanada, Vancouver, mencapai 44.356 pada 2023 atau melonjak 460 persen.

Penulis :
Sofian Faiq