
Pantau - Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, mengusulkan agar pengawasan truk dengan muatan berlebih (ODOL) diperketat. Ia menyarankan untuk menggunakan teknologi digital di jalan tol.
"Pengawasan ODOL yang lebih ketat melalui teknologi digital di area tol yang rawan kecelakaan sangat diperlukan," kata Yannes dilansir dari Antara, Senin (18/11/2024).
Menurut Yannes, teknologi digital lebih efisien dan efektif dalam memantau kendaraan yang melanggar batas dimensi dan muatan.
Sistem ini memungkinkan pemantauan jarak jauh dan langsung, meningkatkan transparansi serta menghemat waktu.
Baca juga: Truk ODOL Masih Mendominasi Jalan, Ini Solusi yang Diusulkan KNKT
Teknologi seperti sensor, kamera, dan weigh-in-motion (WIM) memungkinkan pemeriksaan otomatis tanpa berhenti, mengurangi kemacetan dan waktu tunggu.
WIM, perangkat penimbang bergerak, dapat merekam bobot kendaraan saat melintas. Teknologi ini diharapkan menjadi solusi untuk menanggulangi angkutan ODOL.
Meskipun pemerintah terus menegakkan hukum, truk ODOL masih banyak ditemukan di jalan raya.
Yannes menyebutkan, hal ini menunjukkan adanya kendala dalam penerapan aturan, seperti kurangnya teknologi pengawasan yang memadai.
Lebih lanjut, Yannes menyoroti perusahaan yang masih mengabaikan peraturan ODOL demi keuntungan, dan menegaskan bahwa kesalahan tersebut tidak seharusnya hanya dibebankan kepada sopir.
Baca juga: Truk ODOL DIlarang, Kadin: Jangan Setengah-setengah, Mereka Butuh Kepastian
Berdasarkan data Korlantas Polri per Oktober 2024, kecelakaan di jalan tol masih tinggi. Pada 2022, tercatat 1.464 kecelakaan dengan 688 korban meninggal, dan pada 2023 angka ini meningkat menjadi 1.656 kecelakaan dengan 704 korban meninggal.
- Penulis :
- Sofian Faiq