
Pantau - Neta V, mobil listrik asal China, baru-baru ini menerima hasil mengejutkan dalam uji tabrak yang dilakukan oleh ASEAN NCAP. Crossover listrik ini hanya meraih 0 bintang dari hasil uji keselamatan, sebuah nilai yang terbilang buruk.
Sebagaimana diketahui, uji tabrak tersebut mengukur empat kategori utama, dan Neta V gagal memenuhi standar keamanan.
Neta V 2024, yang juga dijual di Indonesia, Thailand, dan Brunei Darussalam, mendapat skor rendah di hampir semua kategori.
Untuk perlindungan penumpang dewasa, mobil ini memperoleh 7,89 poin. Namun, di kategori perlindungan anak-anak, Neta V lebih baik dengan 13,51 poin.
Baca juga: Neta V Diganjar Nol Bintang dalam Uji Tabrak ASEAN NCAP, Apa Artinya?
Sementara itu, pada kategori safety assist hanya meraih 7,14 poin, dan yang paling mengejutkan, pada kategori keselamatan pengendara sepeda motor mobil ini mendapat nilai 0.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Neta V memang belum dilengkapi fitur keselamatan untuk pengendara yang menjadikannya mendapat skor 0 pada kategori ini.
Walau mendapatkan skor buruk dalam uji keselamatan, Neta V memulai debutnya di Indonesia pada Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 dengan desain crossover yang modern dan minimalis.
Bagian depan mobil ini menonjol dengan lampu agresif, gril polos, dan bumper yang elegan, mengingatkan pada Tesla Model X.
Baca juga: Penjualan Merosot di 2024, Neta Hentikan Produksi Mobil dan Potong Gaji Karyawan di China
Di dalam, dasbor Neta V tampil simpel dengan panel instrumen 12 inci dan layar sentuh 14,6 inci. Fitur-fitur lainnya termasuk kursi elektrik, rem parkir elektronik, cruise control, dan kamera mundur.
Namun, soal keselamatan, mobil ini hanya dilengkapi dengan dua airbag di depan.
Neta V dibekali dengan motor listrik 50 kW yang menghasilkan 95 tenaga kuda (tk) dan 150 Nm torsi. Baterai 38,5 kWh lithium-ion memberi daya mobil ini untuk menempuh jarak hingga 401 km dalam sekali pengisian penuh.
Akselerasi 0-50 km/jam dapat dicapai dalam 3,9 detik, sementara pengisian baterai menggunakan fast charging hanya memerlukan 30 menit untuk mencapai 80 persen.
Namun, meski memiliki performa menarik, hasil uji keselamatan yang buruk bisa menjadi pertimbangan penting bagi konsumen yang mengutamakan keselamatan saat memilih kendaraan.
- Penulis :
- Sofian Faiq