
Pantau - Studi global menunjukkan mayoritas pemilik mobil listrik tidak akan kembali ke kendaraan bensin. Lembaga riset Global EV Alliance mencatat, 92 persen responden merasa puas dengan mobil listrik mereka dan enggan beralih ke mobil konvensional. Hanya 1 persen yang ingin kembali ke kendaraan berbahan bakar fosil.
"Ketika ditanya tentang kelemahan EV, hasilnya menunjukkan bahwa kelemahan paling signifikan adalah terbatasnya ketersediaan pengisi daya cepat, sifat pengisian daya yang memakan waktu, dan seringnya waktu henti stasiun pengisian daya cepat," demikian bunyi studi tersebut.
Baca juga: Rawan Terbakar, KNKT Sarankan Pembatasan Pengangkutan Mobil Listrik di Kapal Laut
Dikutip dari Bloomberg dan Carscoops, Rabu (18/12/2024), penelitian ini melibatkan lebih dari 23 ribu pemilik mobil listrik dari 18 negara, termasuk AS, Kanada, dan Indonesia.
Menariknya, 45 persen responden memilih mobil listrik karena biaya operasional yang rendah, diikuti dengan alasan ramah lingkungan (40 persen) dan performa kendaraan (21 persen).
Namun, ada tantangan yang dihadapi, terutama terkait pengisian daya baterai. Keterbatasan stasiun pengisian cepat masih menjadi kendala utama, meskipun Tesla terus memperluas jaringan Supercharger untuk mengatasi masalah ini.
Baca juga: Panduan Memilih Mobil Listrik atau Hybrid: Mana yang Lebih Menguntungkan?
Di sisi lain, pasar mobil listrik terus berkembang. Penjualan global mencapai 1,7 juta unit pada Oktober 2024, dengan China sebagai pasar terbesar.
Penjualan di AS dan Kanada juga mencatatkan kenaikan, diprediksi semakin meningkat seiring hadirnya model-model baru.
- Penulis :
- Sofian Faiq