
Pantau - Nissan dan Honda dikabarkan tengah menjajaki kemungkinan merger sebagai strategi untuk menghadapi persaingan sengit di industri mobil listrik. Kabar ini muncul di tengah dominasi China sebagai pusat produksi kendaraan listrik.
Dilansir BBC, Kamis (19/12/2024), kedua perusahaan Jepang itu sepakat menjajaki kemitraan strategis sejak Maret lalu. Namun, mereka menegaskan bahwa diskusi tersebut masih dalam tahap awal.
"Kami tengah mengeksplorasi berbagai kemungkinan untuk kolaborasi masa depan, dengan memanfaatkan kekuatan masing-masing," ungkap pernyataan resmi kedua pihak.
Baca juga: Hyundai Dorong Insentif Mobil Listrik-Hybrid Berdasarkan Investasi dan TKDN, Ini Harapannya
Persaingan industri otomotif kini beralih cepat dari mesin bensin ke mobil listrik, dan China semakin memperlihatkan peningkatan pesat dalam produksi kendaraan ramah lingkungan.
Namun, meski mengakui potensi merger, Nissan dan Honda belum dapat memastikan apakah kesepakatan akan tercapai. Adapun merger ini berpotensi menambah kerumitan.
“Jika ada perkembangan, kami akan memberitahukan pada waktu yang tepat,” jelas keduanya.
Baca juga: Studi Global Catat 92 Persen Pemilik EV Tak Mau Balik Ke Mobil Listrik
Kolaborasi antara dua raksasa otomotif Jepang ini kemungkinan akan menghadapi pengawasan ketat di Jepang dan bisa memicu pemutusan hubungan kerja besar-besaran.
Selain itu, Nissan juga harus mempertimbangkan aliansinya dengan Renault, mitra asal Prancis. Di pasar China, keduanya tengah berjuang keras.
Pada 2023, meski gabungan penjualannya mencapai 7,4 juta unit, Honda dan Nissan kesulitan bersaing dengan BYD yang mengalahkan Tesla dan menguasai hampir 70% pangsa pasar mobil listrik global.
- Penulis :
- Sofian Faiq