Pantau - Anggota Fraksi Partai Golkar Mukhamad Misbakhun mengatakan, pemilu yang ideal diadakan dalam posisi politik dan keamanan yang stabil.
Menurutnya, sebagai pesta demokrasi pemilu harus bersifat menyenangkan, baik peserta pemilunya atau kepada masyarakat yang ikut serta di dalamnya.
"Inilah yang menjadi tugas kita bersama. Karena pemilu yang damai itu bukan given, bukan datang dari langit, itu harus dikondisikan oleh kita semua," ujar Misbakhun, Jumat (9/6/2023).
Baca Juga: Komisi I DPR RI Nilai Pemilu Tertutup Bawa Dampak Masyarakat Jadi Apatis
Ia menyatakan, KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggara dan pengawas pemilu harus mempunyai peran serta bagaimana membangun sistem pemilu yang kredibel.
"Semua ini adalah pekerjaan kita semua, ada level, ada tingkatan, peserta pemilu dan bukan peserta pemilu. Biasanya yang ribut ini kan bukan peserta, lapangannya dingin, enak, yang ribut penonton," ungkapnya.
Misbakhun mengatakan, kontestasi politik merupakan salah satu upaya untuk tetap menjaga proses demokrasi tetap berjalan.
Baca Juga: Puan Atur Strategi Pemilu 2024 PDIP: Harus Melebarkan Sayap di Jawa Barat dan Sumatera
"Peran saya sebagai politisi di bawah partai, bagaimana membawa partai saya kredibel, menjadi peserta pemilu yang kredibel, dipercaya oleh rakyat pada saat pemilu," jelasnya.
Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak menjaga kondusifitas dan stabilitas politik dengan tujuan mencari kesejukan dan agar proses pemilu itu berjalan dengan damai.
"Kalau pemilunya tidak kredibel, nanti orang akan mempertanyakan hasil pemilunya. Ada dinamika itu wajar, tetapi kita harus edukasi masyarakat dengan informasi-informasi yang benar," pungkasnya.
Menurutnya, sebagai pesta demokrasi pemilu harus bersifat menyenangkan, baik peserta pemilunya atau kepada masyarakat yang ikut serta di dalamnya.
"Inilah yang menjadi tugas kita bersama. Karena pemilu yang damai itu bukan given, bukan datang dari langit, itu harus dikondisikan oleh kita semua," ujar Misbakhun, Jumat (9/6/2023).
Baca Juga: Komisi I DPR RI Nilai Pemilu Tertutup Bawa Dampak Masyarakat Jadi Apatis
Ia menyatakan, KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggara dan pengawas pemilu harus mempunyai peran serta bagaimana membangun sistem pemilu yang kredibel.
"Semua ini adalah pekerjaan kita semua, ada level, ada tingkatan, peserta pemilu dan bukan peserta pemilu. Biasanya yang ribut ini kan bukan peserta, lapangannya dingin, enak, yang ribut penonton," ungkapnya.
Misbakhun mengatakan, kontestasi politik merupakan salah satu upaya untuk tetap menjaga proses demokrasi tetap berjalan.
Baca Juga: Puan Atur Strategi Pemilu 2024 PDIP: Harus Melebarkan Sayap di Jawa Barat dan Sumatera
"Peran saya sebagai politisi di bawah partai, bagaimana membawa partai saya kredibel, menjadi peserta pemilu yang kredibel, dipercaya oleh rakyat pada saat pemilu," jelasnya.
Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak menjaga kondusifitas dan stabilitas politik dengan tujuan mencari kesejukan dan agar proses pemilu itu berjalan dengan damai.
"Kalau pemilunya tidak kredibel, nanti orang akan mempertanyakan hasil pemilunya. Ada dinamika itu wajar, tetapi kita harus edukasi masyarakat dengan informasi-informasi yang benar," pungkasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas
