Titiek Soeharto Terdaftar Jadi Bacaleg Partai Gerindra di Dapil DIY

Pantau - Nama Siti Hediati Haryadi kembali muncul dalam daftar bakal calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2024 mendatang.

Kali ini, wanita yang akrab disapa Titiek Soeharto maju sebagai bakal caleg DPR RI dari Partai Gerindra untuk Dapil DIY.

Di dapil Yogyakarta, Titiek akan bertarung dengan beberapa bakal caleg lainnya. Salah satunya, mantan petenis Yayuk Basuki yang maju sebagai bakal caleg dari PDIP.

Sebelum resmi terdaftar sebagai bakal caleg dari Gerindra, Ketua DPD Partai Gerindra DIY, Danang Wahyu Broto membenarkan kabar bergabungnya Titiek Soeharto.

"Mbak Titiek Soeharto akan maju (mencalonkan diri) ke DPR RI dari dapil DIY," kata Danang di KPU DIY, Sabtu (13/5/2023) lalu.

Danang menilai, bergabungnya Titiek Soeharto ini akan menambah kekuatan Partai Gerindra di DIY. Tambahan kekuatan ini diharapkan mampu meraih suara maksimal untuk perebutan suara legislatif.

Senada dengan Danang, Bendahara DPD Partai Gerindra DIY Anton Prabu Semendawai membenarkan kabar tentang majunya Titiek Soeharto dari Dapil DIY.

Titiek lahir di Semarang pada 14 April 1959, tepatnya saat sang ayah masih menjabat sebagai Panglima TT-IV/Diponegoro. Ia menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sejak muda, Titiek telah aktif dalam berorganisasi seperti menjadi anggota Yayasan Purna Bhakti Pertiwi, ketua dalam Yayasan Seni Indonesia, dan Ketua Umum Persatuan Panahan Indonesia (PERPANI).

Pada Pemilu 2014, Titiek terpilih sebagai DPR RI dari Partai Golkar. Namun, pada tahun 2018, Titiek memilih memutuskan mundur dari Golkar dan bergabung dengan partai Berkarya.

Partai Berkarya kala itu dipimpin oleh adiknya, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto. Alasan Titiek berpindah partai Golkar karena masalah kondisi rakyat yang memprihatinkan.

Selama bergabung di Partai Berkarya, Titiek Soeharto kembali berkontestasi sebagai caleg DPR RI Pileg 2019-2024 dari Dapil DIY. 

Sayangnya, Titiek Soeharto gagal melenggang ke Senayan saat bersama Partai Berkarya karena partainya tidak mampu menembus ambang batas suara parlemen.