Pantau Flash
HOME  ⁄  Pantau Pemilu 2024

Luncurkan Buku, Fahri Hamzah Bicara Banyak Orang Takut dengan Kolaborasi Jokowi-Prabowo

Oleh Muhammad Rodhi
SHARE   :

Luncurkan Buku, Fahri Hamzah Bicara Banyak Orang Takut dengan Kolaborasi Jokowi-Prabowo
Foto: Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah (kanan). Foto: TL Gelora TV

Pantau - Wakil Ketua DPR periode 2014-2019 Fahri Hamzah meluncurkan buku ketiga Trilogi Kesejahteraan. Peluncuran ini bertepatan dengan hari ulang tahunnya ke-52 tahun.

Fahri mengatakan dirinya menulis buku Trilogi Kesejahteraan lantaran saat menjadi Wakil Ketua DPR membidangi Kesejahteraan Rakyat. Ia banyak berinteraksi dengan berbagai kementerian dan lembaga terkait termasuk langsung dengan rakyat di berbagai wilayah Indonesia.

Dari interaksi tersebut, Fahri mempertanyakan kesejahteraan yang tidak kunjung dirasakan mayoritas rakyat Indonesia. Artinya, cara kerja negara tidak mampu mengatasi permasalahan riil yang terjadi di tengah masyarakat.

Fahri yang kini menjabat Wakil Ketua Umum Partai Gelora ini kemudian menemukan penyebabnya dan menuliskan dalam Trilogi Kesejahteraan tersebut. Fahri menegaskan permasalahannya ada pada metode pengukuran kesejahteraan.

Di antara fokus dari para ekonom, memikirkan pertumbuhan ekonomi, tapi efek langsungnya pada kesejahteraan rakyat, itu tidak dihitung

"Pertumbuhan ekonomi kita dikatakan meningkat, kemiskinan dikatakan turun, tapi stunting juga naik. Kekurangan gizi naik. Bahkan masih ada di beberapa daerah yang kelaparan dan sebagainya," kata Fahri di Taman Puri Sriwedari, Cibubur, Depok, Jawa Barat, Jumat (10/11/2023).

Fahri kemudian melacak dan membedah data terkait dan merekomendasikan agar ada perubahan indikator dalam mengukur kesejahteraan. Hal ini tertuang dalam buku pertama Trilogi Kesejahteraan berjudul Mengapa Indonesia belum Sejahtera?

Kemudian Fahri melanjutkan buku kedua berjudul Arah Baru Kebijakan Kesejahteraan Indonesia. Dalam buku ini, Fahri mengusulkan sejumlah kebijakan yang diyakini dapat mempercepat lahirnya kesejahteraan riil di tengah rakyat.

"Kita usulkan sektoral. Di sektor ketenagakerjaan gimana, di sektor kesehatan, gimana dan di sektor pendidikan gimana. Kita usulkan. Ada banyak sekali usulannya," ucap Fahri.

Fahri mulai menggarap buku ketiga saat tidak lagi menjadi anggota DPR. Ia mengamati langsung sebagai rakyat biasa dan lahir buku berjudul Manifesto Kesejahteraan.

"Indonesia bukan negara kecil yang teori ekonominya ikut-ikutan kepada orang lain. Bisa ikut sosialisme, atau ikut kapitalisme. Kita ini punya tradisi keilmuan yang cukup besar, karena itulah Indonesia harus punya jalan ekonomi sendiri. Jalan ekonomi baru atau arah baru. Ini yang kita sebut ekonomi Pancasila," tegas Fahri.

Fahri meyakini dengan arah baru, maka tidak akan ada ketimpangan antara pertumbuhan ekonomi dengan permasalahan yang riil di tengah masyarakat. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang diagung-agungkan selama ini ternyata tidak tercermin dalam perekonomian yang dirasakan individu dan rumah tangga tiap-tiap rakyat di Indonesia.

"Saya bisa katakan kenapa Jokowi dan Prabowo relatif jadi musuh, karena mau meletakkan fondasi bagi industrialisasi. Hilirisasi itu sebenarnya ancaman bagi banyak negara di dunia. Kenapa? Kalau tidak enggak mau jual emas kita, enggak mau jual nikel kita, itu ada ratusan smelter di Eropa dan Amerika yang akan tutup, karena tidak mau jual bahan mentah," tegas Fahri.

"Ide ini yang saya kira banyak orang takut dengan kolaborasi Pak Jokowi dan Pak Prabowo yang ngotot dengan meletakkan fondasi industrialisasi dengan hilirisasi," pungkas Fahri.

Peluncuran buku langsung dihadiri Mantan Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah, dan Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta. 
 

Penulis :
Muhammad Rodhi
Editor :
Muhammad Rodhi

Terpopuler