
Pantau - Pengamat hubungan internasional Universitas Padjadjaran Arfin Sudirman mengatakan bahwa debat ketiga Pilpres 2024 yang mempertemukan para calon presiden harus dapat membahas isu-isu krusial, seperti kemandirian industri pertahanan.
"Mendorong kemandirian industri pertahanan dan teknologi alutsista (alat utama sistem senjata) modern sesuai dengan perubahan zaman. Misalnya dengan mengurangi ketergantungan dari negara lain untuk pemenuhan Minimum Essential Force atau MEF (Kekuatan Pokok Minimum) di bidang teknologi militer sesuai dengan karakteristik geografis Indonesia," kata Arfin, Jakarta, Selasa. (26/12/2023).
Oleh sebab itu, dirinya meminta panelis dalam debat ketiga yang bertemakan pertahanan, keamanan, hubungan internasional dan geopolitik, untuk dapat menggali konsep dan strategi pertahanan dari masing-masing capres.
"Panelis harus menggali dari masing-masing kandidat mengenai konsep dan strategi pertahanan di wilayah-wilayah terluar Indonesia atau pulau-pulau yang rentan akan infiltrasi militer asing, termasuk perairan," katanya.
Selain itu, ia berharap panelis dapat menggali tren ancaman militer dalam periode 2024-2029 dari ketiga capres dalam debat ketiga yang dijadwalkan pada 7 Januari 2024.
"Panelis diharapkan menggali juga tren ancaman militer dalam 5 tahun kepemimpinan para kandidat capres ke depan yang lebih kompleks karena melibatkan aktor nonnegara, seperti cyber; penggunaan artificial intelligence (kecerdasan buatan), termasuk penggunaan drone, UAV (Unmanned Aerial Vehicle) atau pesawat nirawak, dan Autonomous Weapon System (sistem persenjataan otonom) dalam militer," ujarnya.
Ia menambahkan, "kemungkinan ancaman dari luar angkasa oleh negara lain serta menegaskan kawasan Asia Tenggara yang bebas dari ancaman senjata nuklir." tuturnya.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah