
Pantau - Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin siap blak-blakan dengan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan perihal kerusakan alam gegara tambang nikel yang sempat disinggung dalam debat keempat Pilpres 2024, Minggu (21/1/2024). Cak Imin pun bakal membandingkan antara manfaat dengan keburukan akibat tambang tersebut.
"Berbagai kerusakan terus dilakukan. Bagaimana kita saksikan rusaknya alam raya kita karena kerakusan segelintir orang. Betul? Saya hari-hari ini mau ketemu Pak Luhut. Katanya mau adu data. Mau adu data apakah benar jumlah tambang-tambang kita maslahat dan mudharatnya nggak imbang," ungkap Cak Imin saat sambutan dalam kampanye di Pura Seni, Yogyakarta, Senin (29/1/2024).
Cak Imin lalu mempertanyakan kecapakan Luhut memahami konsep maslahat dan mudharat. Cak Imin menjanjikan bila terpilih sebagai presiden dan wapres di Pilpres 2024 bersama capres Anies Baswedan, pihaknya bakal mewujudkan pembangunan dengan memprioritaskan kebermanfaatan.
"Ngerti maslahat atau mudharat ndak (nggak)? Jangan-jangan opung nggak ngerti. Maslahat itu kemanfaatan, kemaslahatannya. Mudharat itu bahayanya. AMIN bertekad pembangunan yang benar adalah pembangunan yang maslahat, bukan pembangunan yang mudharat," sebut Cak Imin.
Ketum PKB ini menilai, keberadaan nikel terus digenjot hingga harganya kian menurun. Cak Imin turut menyoroti kecemasan eksplorasi nikel. Dia pun berjanji bakal menerapkan pembangunan berkeadlian.
"Contoh ya contoh, contoh, nikel. Nggak usah ngomong batubara, itu masa lalu yang suram. Nikel ini beberapa tahun terakhir ini dikelola habis-habisan. Dientek-entekke. Sampai saking akehe diekspor, harganya nikel ambles-ambles, nggak sabar. Sabar dong, karena pembangunan itu butuh keadilan, jangan kamu perkosa alam. Setuju?" papar Cak Imin.
"Pembangunan itu butuh keadilan. Keadilan yang pertama yang penting, keadilan antar generasi. Anakmu tuh dipikirke. Hasil analisa ternyata tambang nikel kita tinggal 15 tahun. Nek wes diangkut metu kabeh, suatu hari kita butuh nikel, justru kita mengimpor nikel kita sendiri dari negara lain, itu namanya mudharat. Karena itu perubahan yang harus kita lakukan adalah perubahan yang memberikan manfaat keadilan antar generasi," sambungnya.
- Penulis :
- Khalied Malvino
- Editor :
- Khalied Malvino