
Pantau - Ketua Bawaslu Rahmat Bagja mengatakan total ada 4.211 TPS di wilayah luar Indonesia yang sulit dijangkau. Menurut Rahmat, daerah yang sulit dijangkau menjadi rawannya kecurangan dalam pemilu.
"Sekitar 4.211 TPS yang kemudian sulit dijangkau geografi nya. Ini belum bicara Papua, ini di luar Papua. Jadi khususnya daerah terluar, ini yang menjadi kerawanan," kata Rahmat di kantor Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Minggu (11/2/2024).
Wilayah yang sulit dijangkau kata Rahmat, salah satu contoh wilayah yang sulit dijangkau yakni Kabupaten Taliabu yang berlokasi di Provinsi Maluku Utara.
Rahmat menjelaskan, pengawas pemilu pada lokasi yang sulit dijangkau harus menempuh perjalanan dua hari dua malam melalui jalur laut untuk sampai di sana.
"Kita bicara Taliabu misalnya. Taliabu itu dua hari dua malam melalui kapal. Itu satu kabupaten tersendiri, apalagi tingkat kecamatannya, ada juga terpecah-pecah dengan pulau tingkat desanya," jelasnya.
Bagja menambahkan, pihaknya bersama KPU RI dan stakeholder terkait sudah memberikan rekomendasi terkait permasalahan yang ada. Termasuk melaksanakan penyaluran distribusi logistik pemilu secara tepat.
"Kami akan melibatkan, ini sudah mulai, teman-teman kepolisian, KPU, juga tokoh masyarakat tokoh adat yang tidak berafiliasi dengan partai politik, itu untuk melakukan pengawasan logistik dan distribusi logistik pada saat ini," tuturnya.
"Karena ini sekarang sudah mulai distribusi logistik ke semua tempat, khususnya daerah-daerah yang agak sulit dijangkau dan sekarang telah dilakukan oleh teman-teman pengawas," tambahnya.
Patroli dilakukan untuk memantau dan mengantisipasi terjadinya politik uang. Rahmat berharap patroli itu bisa mengurangi praktik tersebut dan menciptakan pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (Luber Jurdil)
- Penulis :
- Sofian Faiq