
Pantau - Pilkada DKI Jakarta akan semakin menarik pasca-perhelatan Pilpres 2024. Atmosfer pertarungan antara ketiga pasangan capres-cawapres masih terasa kuat.
Bahkan, 3 partai politik pengusung pasangan Anies-Muhaimin (AMIN), yakni PKB, NasDem, dan PKS di Pilpres 2024 dikabarkan belum menentukan sikap resmi mendukung kembali atau tidak Anies Baswedan maju di Pilkada DKI Jakarta.
Direktur Executive Partner Politik Indonesia Abubakar Solissa, langkah Anies di Pilkada DKI Jakarta sangat bergantung pada ketiga parpol pengusungnya di Pilpres 2024.
"Saya melihat peluang Anies sangat bergantung pada sikap NasDem, PKS, dan PKB. Kalau ketiga partai ini tak memberikan lampu hijau, maka jalan Anies untuk menghidupkan kembali kartu truf-nya di dunia politik akan redup," ujar Abubakar Solissa dalam keterangannya kepada Pantau.com, Rabu (17/4/2024).
Bila melihat peta politik saat ini, lanjut Solissa, ketiga parpol yang mengusung Anies di Pilpres 2024 seperti sibuk dengan agenda politiknya masing-masing. Bahkan ada yang blak-blakan menjagokan kadernya bertarung di Jakarta.
"NasDem menjagokan bendahara Umumnya Ahmad Sahroni, PKS mendorong mantan presiden partainya Sohibul Iman, sedangkan PKB masih memilih netral, belum mau menentukan sikap, masih wait and see," ungkap Solissa.
Kendati demikian, kata Solissa, Anies secara pribadi juga belum menentukan sikap apakah masih mau maju atau tidak di Pilkada DKI Jakarta.
"Semua masih dinamis. Segala kemungkinan masih bisa terjadi," tuturnya.
Solissa mengungkapkan, Pilkada DKI AJakarta akan tetap seksi di mata politisi meskipun tak lagi menjadi ibu kota negara.
Usai pengesahan UU Daerah Khusus Jakarta (DKJ) pada akhir Maret 2024 oleh DPR RI, terjadi perubahan signifikan pada mekanisme Pilkada DKI Jakarta dari 2 putaran menjadi 1 putaran saja.
Selain itu, menurut Solissa, Jakarta akan tetap menjadi pusat ekonomi dan publisitas nasional yang dampak elektoralnya kepada partai dan elit politik sangat besar.
"Selain karena pusat ekonomi dan pemberitaan, Jakarta akan tetap menjadi gengsi politik bagi partai maupun elit di negeri ini, menjadi Gubernur Jakarta sama halnya dengan membuka peluang menuju RI satu," pungkasnya.
- Penulis :
- Khalied Malvino