
Pantau - Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) mengungkapkan, penolakan terhadap duet Anies Baswedan dan Sohibul Iman dapat membuka kemungkinan terciptanya poros politik baru di Pilgub Jakarta.
Adi menjelaskan, PDIP dan PKB memiliki kepentingan sendiri dalam menduetkan kadernya dengan Anies Baswedan.
"Penolakan PDIP dan PKB terhadap proposal PKS terkait duet Anies dan Sohibul Iman tentu terkait dengan kepentingan mereka untuk menawarkan kader terbaik mereka yang dapat berdampingan dengan Anies," ujarnya.
Ia menilai, penegasan PKS terkait duet Anies-Sohibul Iman seolah-olah menutup kemungkinan bagi PDIP dan PKB untuk menawarkan kadernya sendiri.
Adi memprediksi, jika kondisi ini terus berlanjut, bisa terbuka kemungkinan terbentuknya poros politik baru di Jakarta, terutama antara PDIP dan PKB.
"Kalau kader PDIP dan PKB tidak dapat mendampingi Anies, tidak menutup kemungkinan mereka akan membentuk poros politik sendiri," jelasnya.
Terkait dengan nasib PKS, Adi menyebut, PKS masih memiliki opsi untuk berkoalisi dengan NasDem dalam mengusung Anies Baswedan-Sohibul Iman.
"PKS dan Anies tinggal meyakinkan NasDem untuk maju bersama di Pilkada Jakarta," tambahnya.
Meski demikian, Adi juga menyoroti kemungkinan adanya deadlock dalam negosiasi antara PKS, PDIP, dan PKB.
Jika PKB dan PDIP tidak puas dengan proposal yang diajukan PKS, mereka berpotensi untuk membentuk poros politik sendiri di Jakarta.
"Dua partai ini sudah cukup siap untuk menjadi poros politik sendiri di Jakarta," tandasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas
- Editor :
- Khalied Malvino