
Pantau - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menanggapi kisruh antara Demokrat dan Nasdem. Hal ini dipicu terkait pertemuan antara Anies Baswedan dan Gibran Rakabuming Raka beberapa waktu lalu.
Fahri Hamzah menilai, keributan ini terjadi lantaran jadwal Pemilu yang masih lama, tapi tokoh-tokoh yang potensial sudah mulai bermunculan.
"Pada nggak jelas sih," cuit Fahri melalui akun twitternya, @Fahrihamzah, Jumat (18/11/2022).
Baca Juga: Tengahi Nasdem dan Demokrat, PKS: Santai Saja, Nggak Perlu Baper
Fahri menyebut, hiruk pikuk keributan yang terjadi antara Nasdem dan Demokrat ini ada kaitannya dengan jadwal Pemilu yang baru dimulai pada September 2023.
Mantan pimpinan DPR RI periode 2014-2019 ini menyebut, sesungguhnya jadwal Pemilu sudah ideal ditentukan oleh penyelenggara Pemilu.
Akan tetapi, ia berpendapat, harusnya ada kegiatan yang memfasilitasi perdebatan antara calon yang potensial di 2024.
Baca Juga: Wacana Duetkan Anies-Gibran, Demokrat: Jangan Genit dalam Berpolitik
"Sebenarnya jadwalnya ideal, tetapi kan tidak ada kegiatan. Harusnya difasilitasi perdebatan yang memungkinkan publik tahu orang-orang ini siapa aja mereka dan apa idenya memimpin Indonesia," ujarnya.
"Karena orang-orang ini akhirnya hanya memfasilitasi apa namanya kelompok-kelompok yang marah yang berbedanya itu bukan karena pikiran tetapi karena emosi dan sentimen," lanjutnya.
Fahri Hamzah menilai, keributan ini terjadi lantaran jadwal Pemilu yang masih lama, tapi tokoh-tokoh yang potensial sudah mulai bermunculan.
"Pada nggak jelas sih," cuit Fahri melalui akun twitternya, @Fahrihamzah, Jumat (18/11/2022).
Baca Juga: Tengahi Nasdem dan Demokrat, PKS: Santai Saja, Nggak Perlu Baper
Fahri menyebut, hiruk pikuk keributan yang terjadi antara Nasdem dan Demokrat ini ada kaitannya dengan jadwal Pemilu yang baru dimulai pada September 2023.
Mantan pimpinan DPR RI periode 2014-2019 ini menyebut, sesungguhnya jadwal Pemilu sudah ideal ditentukan oleh penyelenggara Pemilu.
Akan tetapi, ia berpendapat, harusnya ada kegiatan yang memfasilitasi perdebatan antara calon yang potensial di 2024.
Baca Juga: Wacana Duetkan Anies-Gibran, Demokrat: Jangan Genit dalam Berpolitik
"Sebenarnya jadwalnya ideal, tetapi kan tidak ada kegiatan. Harusnya difasilitasi perdebatan yang memungkinkan publik tahu orang-orang ini siapa aja mereka dan apa idenya memimpin Indonesia," ujarnya.
"Karena orang-orang ini akhirnya hanya memfasilitasi apa namanya kelompok-kelompok yang marah yang berbedanya itu bukan karena pikiran tetapi karena emosi dan sentimen," lanjutnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas










