Pantau - Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menilai, kehadiran Presiden Jokowi dalam acara relawan di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) pada Sabtu (26/11/2022) lalu sebagai bentuk perlawanan kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Menurut Dedi, hal tersebut tercermin dari pernyataan Jokowi perihal pemimpin berambut putih. Hal ini disinyalir merupakan kode keras dukungannya kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Baca Juga: PKS Nilai Kehadiran Jokowi di Acara Relawan Buka Kembali Wacana Tiga Periode
"Pasalnya, seperti sama-sama kita ketahui, PDIP hingga saat ini belum juga menentukan sikap terkait Pilpres mendatang," ujar Dedi, Selasa (29/11/2022).
Meski begitu, Dedi berpendapat, kekuatan dan pengaruh dari Jokowi pada Pemilu 2024 mendatang tidak akan mampu mengalahkan Megawati Soekarnoputri.
"Jokowi tanpa PDIP akan kehilangan banyak pengaruh, karena sejauh ini penopang utama Jokowi adalah PDIP dan itu di bawah kendali Megawati," lanjut Dedi.
Baca Juga: Raffi Ahmad di Balik Kontroversi Kegiatan Relawan Nusantara di Tengah Bencana
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) ini menambahkan, berdasarkan catatan IPO, Jokowi hanya mempunyai pengaruh sebesar 19 persen pilihan publik.
"Sementara itu, PDIP bisa mencapai 26 persen untuk mempengaruhi publik. Hal ini belum termasuk tokoh lain yang membawa nama besar Megawati," tutupnya.
Menurut Dedi, hal tersebut tercermin dari pernyataan Jokowi perihal pemimpin berambut putih. Hal ini disinyalir merupakan kode keras dukungannya kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Baca Juga: PKS Nilai Kehadiran Jokowi di Acara Relawan Buka Kembali Wacana Tiga Periode
"Pasalnya, seperti sama-sama kita ketahui, PDIP hingga saat ini belum juga menentukan sikap terkait Pilpres mendatang," ujar Dedi, Selasa (29/11/2022).
Meski begitu, Dedi berpendapat, kekuatan dan pengaruh dari Jokowi pada Pemilu 2024 mendatang tidak akan mampu mengalahkan Megawati Soekarnoputri.
"Jokowi tanpa PDIP akan kehilangan banyak pengaruh, karena sejauh ini penopang utama Jokowi adalah PDIP dan itu di bawah kendali Megawati," lanjut Dedi.
Baca Juga: Raffi Ahmad di Balik Kontroversi Kegiatan Relawan Nusantara di Tengah Bencana
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) ini menambahkan, berdasarkan catatan IPO, Jokowi hanya mempunyai pengaruh sebesar 19 persen pilihan publik.
"Sementara itu, PDIP bisa mencapai 26 persen untuk mempengaruhi publik. Hal ini belum termasuk tokoh lain yang membawa nama besar Megawati," tutupnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas
