Pantau - Pernyataan Presiden Jokowi perihal ciri-ciri pemimpin yang memikirkan rakyatnya dianggap melakukan endorsement kepada salah satu tokoh tertentu.
Pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia Hamdi Muluk menilai, apa yang dilakukan Presiden Jokowi tidak melanggar aturan dan undang-undang.
"Kalau sekadar memberikan komentar yang ditafsirkan sebagai bentuk endorsement, bukankah itu hak politik setiap warga juga?" kata Hamdi, Rabu (30/11/2022).
Akan tetapi, Hamdi mengingatkan, meski tidak ada larangan untuk menyampaikan dukungan kepada para kandidat potensial capres, Jokowi tidak boleh menyalahgunakan wewenangnya.
"Yang jadi masalah kalau Jokowi sebagai petahana menggunakan sumber daya pemerintahan atau fasilitas negara untuk kepentingan salah satu kontestan atau kandidat," ucap Hamdi.
Di sisi lain, Hamdi menilai masyarakat mampu menggunakan akal dan logika ketika tokoh politik menyampaikan kode-kode atau pernyataan dukungan terhadap orang yang dinilai potensial menjadi capres.
Sebab, menurutnya, hal itu bisa jadi hanya berupa gimmick yang hanya digunakan sebagai amunisi buat memupuk popularitas para tokoh politik yang disebut-sebut bakal bersaing dalam pemilihan presiden 2024 mendatang.
"Pada intinya, apa-apa saja ucapan dan gestur dari aktor politik selalu akan menjadi tafsir politik yang ramai," tutupnya.
Pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia Hamdi Muluk menilai, apa yang dilakukan Presiden Jokowi tidak melanggar aturan dan undang-undang.
"Kalau sekadar memberikan komentar yang ditafsirkan sebagai bentuk endorsement, bukankah itu hak politik setiap warga juga?" kata Hamdi, Rabu (30/11/2022).
Akan tetapi, Hamdi mengingatkan, meski tidak ada larangan untuk menyampaikan dukungan kepada para kandidat potensial capres, Jokowi tidak boleh menyalahgunakan wewenangnya.
"Yang jadi masalah kalau Jokowi sebagai petahana menggunakan sumber daya pemerintahan atau fasilitas negara untuk kepentingan salah satu kontestan atau kandidat," ucap Hamdi.
Di sisi lain, Hamdi menilai masyarakat mampu menggunakan akal dan logika ketika tokoh politik menyampaikan kode-kode atau pernyataan dukungan terhadap orang yang dinilai potensial menjadi capres.
Sebab, menurutnya, hal itu bisa jadi hanya berupa gimmick yang hanya digunakan sebagai amunisi buat memupuk popularitas para tokoh politik yang disebut-sebut bakal bersaing dalam pemilihan presiden 2024 mendatang.
"Pada intinya, apa-apa saja ucapan dan gestur dari aktor politik selalu akan menjadi tafsir politik yang ramai," tutupnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas
