
Pantau - Ketua DPP Partai NasDem Effendy Choirie alias Gus Choi menilai, persepsi publik tentang Presiden Indonesia harus orang Jawa hanya sekadar mitos.
"Selesai, tidak lagi membicarakan ini dan Presiden harus dari Jawa itu hanya mitos," katanya dalam sebuah diskusi di daerah Pakubowono, Jakarta, Sabtu (7/1/2023).
Gus Choi juga menyinggung perihal latar belakang Anies Baswedan yang dianggap bukan orang asli Indonesia. Seperti diketahui, Anies mempunyai keturunan darah Timur Tengah dari kakeknya, Abdur Rahman Baswedan.
"Anies adalah warga negara Indonesia, memang warga Indonesia ini keturunannya macam macam, ada Melanesia, ada Jawa, ada Batak, ada Arab, ada China dan seterusnya," tegas Gus Choi.
Ia berpendapat, saat ini adalah masa demokrasi sehingga membahas latar belakang seorang tokoh berdasarkan agama dan sukunya sudah tidak lagi relevan.
"Diserahkan kepada masyarakat umat Islam akan memilih umat Islam, umat Kristen akan memilih Kristen, kalau nasionalis memilih, kalau religius memilih ini itu biasa, tidak ada yang salah," ujarnya.
Gus Choi menilai, tak ada masalah bila warga negara Indonesia menonjolkan identitasnya. Asalkan, identitas tersebut tidak digunakan untuk menyerang individu atau kelompok lain.
"Masing masing punya identitas lalu ditonjolkan identitas, selama identitas itu tidak menghancurkan identitas lain itu nggak ada masalah," pungkasnya.
"Selesai, tidak lagi membicarakan ini dan Presiden harus dari Jawa itu hanya mitos," katanya dalam sebuah diskusi di daerah Pakubowono, Jakarta, Sabtu (7/1/2023).
Gus Choi juga menyinggung perihal latar belakang Anies Baswedan yang dianggap bukan orang asli Indonesia. Seperti diketahui, Anies mempunyai keturunan darah Timur Tengah dari kakeknya, Abdur Rahman Baswedan.
"Anies adalah warga negara Indonesia, memang warga Indonesia ini keturunannya macam macam, ada Melanesia, ada Jawa, ada Batak, ada Arab, ada China dan seterusnya," tegas Gus Choi.
Ia berpendapat, saat ini adalah masa demokrasi sehingga membahas latar belakang seorang tokoh berdasarkan agama dan sukunya sudah tidak lagi relevan.
"Diserahkan kepada masyarakat umat Islam akan memilih umat Islam, umat Kristen akan memilih Kristen, kalau nasionalis memilih, kalau religius memilih ini itu biasa, tidak ada yang salah," ujarnya.
Gus Choi menilai, tak ada masalah bila warga negara Indonesia menonjolkan identitasnya. Asalkan, identitas tersebut tidak digunakan untuk menyerang individu atau kelompok lain.
"Masing masing punya identitas lalu ditonjolkan identitas, selama identitas itu tidak menghancurkan identitas lain itu nggak ada masalah," pungkasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas