
Pantau - Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief mengatakan, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak pernah membangun koalisi Pilpres di Istana Kepresidenan semasa menjabat sebagai presiden periode 2004-2009 dan 2009-2014.
"Sepanjang yang saya tahu, SBY tidak pernah mengumpulkan dan membangun serta mendorong terjadi koalisi pilpres di Istana," kata Andi Arief kepada wartawan, Minggu (7/5/2023).
Andi menuturkan, SBY hanya pernah menerima 2 sosok pasang capres di Pilpres 2014 di Istana Merdeka. Pertemuan itu, kata Andi Arief, digelar usai KPU menetapkan 2 pasang capres saat itu yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
"Seingat saya menjelang Pilpres 2014, SBY memang menerima 2 pasang capres di Istana setelah KPU menetapkan dan disiarkan luas ke masyarakat," ujarnya.
Andi menilai siapapun presidennya mesti netral jelang masa Pilpres. "Netralitas presiden itu sangat berarti di masa genting persaingan Pilpres 2014 yang tegang, panas, namun kedua pasang capres/cawapres percaya SBY netral sehingga asas fair terjadi," kata dia.
Sebelumnya, bekas Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mendadak berkicau di Twitter ihwal pertemuan tertutup Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama para ketua umum partai politik (ketum parpol) di Istana Kepresidenan.
Anas mengklaim, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga pernah menggelar pertemuan tertutup bersama para ketum parpol di koalisi pemerintahannya kala itu.
Hal tersebut disampaikan Anas di Twitter melalui surat yang diunggah oleh Kornas Sahabat Anas Urbaningrum, Muhammad Rahmad, Minggu (7/5/2023).
“Banyak yang bertanya ke saya apakah dulu waktu periode Presiden SBY pernah ada pertemuan partai koalisi di Istana?” kata Anas dalam surat tersebut.
Anas menuturkan, SBY pernah menggelar pertemuan tertutup dengan para ketum parpol koalisi pemerintahannya. Pertemuan itu disebut terjadi tak cuma sekali.
“Ya jelas pernah, beberapa kali,” katanya.
Anas menambahkan, SBY juga pernah mengundang pertemuan bersama parpol koalisi pemerintahannya, namun tak melibatkan salah satu parpol.
Anas menyebut, konteks parpol yang tak diundang SBY dalam pertemuan itu berbeda dengan Jokowi yang belakangan tak mengundang NasDem.
“Ada juga pertemuan partai koalisi di Istana, tetapi salah satu partai koalisi tidak diundang. Tentu konteks tidak diundangnya berbeda dengan kejadian periode Presiden Jokowi,” kata dia.
Anas mengungkapkan,, pertemuan SBY bersama para ketum parpol koalisinya pernah dilakukan tanpa PKS. Namun, Anas enggan menyampaikan suasana dan ihwal yang dibicarakan dalam pertemuan itu.
“Salah satu peristiwa pertemuan partai koalisi di Istana adalah pada saat Pak SBY mengundang seluruh partai peserta koalisi, kecuali PKS,” kata Anas.
“Pertemuan tersebut dipimpin langsung oleh Pak SBY yang meminta pandangan dari seluruh pimpinan partai-partai koalisi pemerintahan. Suasana dan materi pembicaraan tentu tidak saya ceritakan pada kesempatan ini,” sambungnya.
Anas memandang wajar presiden mengadakan pertemuan dengan para ketum parpol koalisinya. Menurutnya, presiden juga dapat menggelar pertemuan silaturahmi di kantornya.
“Untuk pemerintahan produk dari koalisi, mengadakan pertemuan di Istana adalah wajar. Istana adalah kantornya presiden yang memimpin koalisi dari pemerintah tersebut,” katanya.
“Bahkan presiden boleh bikin pertemuan silaturrahim atau bicara (kontestasi) gagasan dengan pimpinan partai oposisi di Istana,” imbuhnya.
Hanya, lanjut Anas, hal yang tidak patut yakni apabila presiden menggelar acara rapat atau kongres partai di Istana. Dia tak menyebut siapa yang dimaksud ini.
“Yang tidak patut adalah kalau bikin Rakernas, Rapimnas, atau kongres partai di Istana,” katanya.
"Sepanjang yang saya tahu, SBY tidak pernah mengumpulkan dan membangun serta mendorong terjadi koalisi pilpres di Istana," kata Andi Arief kepada wartawan, Minggu (7/5/2023).
Andi menuturkan, SBY hanya pernah menerima 2 sosok pasang capres di Pilpres 2014 di Istana Merdeka. Pertemuan itu, kata Andi Arief, digelar usai KPU menetapkan 2 pasang capres saat itu yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
"Seingat saya menjelang Pilpres 2014, SBY memang menerima 2 pasang capres di Istana setelah KPU menetapkan dan disiarkan luas ke masyarakat," ujarnya.
Andi menilai siapapun presidennya mesti netral jelang masa Pilpres. "Netralitas presiden itu sangat berarti di masa genting persaingan Pilpres 2014 yang tegang, panas, namun kedua pasang capres/cawapres percaya SBY netral sehingga asas fair terjadi," kata dia.
Sebelumnya, bekas Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mendadak berkicau di Twitter ihwal pertemuan tertutup Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama para ketua umum partai politik (ketum parpol) di Istana Kepresidenan.
Anas mengklaim, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga pernah menggelar pertemuan tertutup bersama para ketum parpol di koalisi pemerintahannya kala itu.
Hal tersebut disampaikan Anas di Twitter melalui surat yang diunggah oleh Kornas Sahabat Anas Urbaningrum, Muhammad Rahmad, Minggu (7/5/2023).
“Banyak yang bertanya ke saya apakah dulu waktu periode Presiden SBY pernah ada pertemuan partai koalisi di Istana?” kata Anas dalam surat tersebut.
Anas menuturkan, SBY pernah menggelar pertemuan tertutup dengan para ketum parpol koalisi pemerintahannya. Pertemuan itu disebut terjadi tak cuma sekali.
“Ya jelas pernah, beberapa kali,” katanya.
Anas menambahkan, SBY juga pernah mengundang pertemuan bersama parpol koalisi pemerintahannya, namun tak melibatkan salah satu parpol.
Anas menyebut, konteks parpol yang tak diundang SBY dalam pertemuan itu berbeda dengan Jokowi yang belakangan tak mengundang NasDem.
“Ada juga pertemuan partai koalisi di Istana, tetapi salah satu partai koalisi tidak diundang. Tentu konteks tidak diundangnya berbeda dengan kejadian periode Presiden Jokowi,” kata dia.
Anas mengungkapkan,, pertemuan SBY bersama para ketum parpol koalisinya pernah dilakukan tanpa PKS. Namun, Anas enggan menyampaikan suasana dan ihwal yang dibicarakan dalam pertemuan itu.
“Salah satu peristiwa pertemuan partai koalisi di Istana adalah pada saat Pak SBY mengundang seluruh partai peserta koalisi, kecuali PKS,” kata Anas.
“Pertemuan tersebut dipimpin langsung oleh Pak SBY yang meminta pandangan dari seluruh pimpinan partai-partai koalisi pemerintahan. Suasana dan materi pembicaraan tentu tidak saya ceritakan pada kesempatan ini,” sambungnya.
Anas memandang wajar presiden mengadakan pertemuan dengan para ketum parpol koalisinya. Menurutnya, presiden juga dapat menggelar pertemuan silaturahmi di kantornya.
“Untuk pemerintahan produk dari koalisi, mengadakan pertemuan di Istana adalah wajar. Istana adalah kantornya presiden yang memimpin koalisi dari pemerintah tersebut,” katanya.
“Bahkan presiden boleh bikin pertemuan silaturrahim atau bicara (kontestasi) gagasan dengan pimpinan partai oposisi di Istana,” imbuhnya.
Hanya, lanjut Anas, hal yang tidak patut yakni apabila presiden menggelar acara rapat atau kongres partai di Istana. Dia tak menyebut siapa yang dimaksud ini.
“Yang tidak patut adalah kalau bikin Rakernas, Rapimnas, atau kongres partai di Istana,” katanya.
#Partai Demokrat#Susilo Bambang Yudhoyono#Anas Urbaningrum#Koalisi Parpol#Andi Arief#Pemilu 2014#Presiden SBY
- Penulis :
- khaliedmalvino