
Pantau - Presiden Prabowo Subianto diprediksi belum akan melakukan reshuffle kabinet dalam waktu dekat.
Meskipun telah mengeluarkan pernyataan tegas terkait kesetiaan dan kebijakan pro rakyat saat menghadiri Harlah ke-102 Nahdlatul Ulama (NU) di Istora Senayan, Jakarta.
Dalam pidatonya, Prabowo menegaskan bahwa ia tidak akan mentoleransi menteri yang tidak setia atau menghambat kebijakan yang bertujuan membantu rakyat Indonesia.
Pernyataan ini menimbulkan spekulasi di kalangan publik mengenai kemungkinan perombakan kabinet.
Baca Juga: 10 Menteri Kabinet Prabowo-Gibran dengan Kepuasan Publik Tertinggi Versi LSI
Pengamat politik, Jamiluddin Ritonga menilai bahwa Prabowo memiliki dua kriteria utama dalam mengevaluasi kinerja para menterinya, yakni loyalitas dan kebijakan yang berpihak pada rakyat.
Ia menduga, Prabowo telah mengidentifikasi sejumlah menteri yang memiliki loyalitas ganda atau mendua dalam mengambil kebijakan.
“Keberadaan menteri yang memiliki kepentingan di luar kepemimpinan Prabowo dapat menjadi ancaman bagi stabilitas pemerintahan,” kata Jamiluddin dalam keterangan tertulis, Kamis (6/2/2025).
Menurutnya, menteri semacam itu dinilai berpotensi merongrong kebijakan presiden melalui langkah-langkah yang tidak selaras dengan visi pemerintahannya.
Baca Juga: Prabowo Ultimatum Penggilingan Padi: Kalau Tak Mau, Negara Ambil Alih!
“Oleh karena itu, peringatan yang disampaikan Prabowo dianggap sebagai sinyal tegas agar para menterinya tetap setia dan bekerja sesuai arahan,” ujar Jamiluddin.
Selain loyalitas, lanjutnya, Prabowo juga menyoroti kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat. Salah satu yang menjadi sorotan adalah kebijakan terkait gas elpiji 3 kg yang diterapkan oleh Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia.
Jamiluddin menilai, pernyataan Prabowo bisa menjadi teguran keras bagi Bahlil dan para menteri lainnya agar tetap berada dalam garis kebijakan yang pro rakyat.
“Namun, peringatan ini belum mengarah pada reshuffle kabinet. Prabowo tampaknya masih memberikan kesempatan kepada para menterinya untuk melakukan perubahan sebelum mengambil langkah lebih lanjut,” ungkapnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas