
Pantau - Wacana menjadikan Koalisi Indonesia Maju (KIM) sebagai koalisi permanen memunculkan pertanyaan besar terkait sosok yang akan mendampingi Prabowo Subianto dalam Pilpres 2029.
Analis komunikasi politik Hendri Satrio (Hensat) menilai konsep koalisi permanen ini masih belum memiliki kejelasan.
Ia mempertanyakan, apakah koalisi tersebut apakah hanya berlaku untuk partai politik atau juga mencakup pasangan calon presiden dan wakil presiden.
“Pertanyaan besarnya, koalisi permanen ini hanya berlaku untuk partai politik atau juga mencakup pasangan capres-cawapres? Kalau capresnya sudah pasti Prabowo, apakah cawapresnya tetap Gibran atau ada nama lain?” ujar Hensat di Jakarta, Minggu (16/2/2025).
Menurutnya, dinamika politik di dalam KIM masih terbuka, termasuk kemungkinan para ketua umum partai koalisi mengincar posisi cawapres.
Baca Juga: Prabowo Jawab Permintaan Kader: Baru 100 Hari Kerja Diminta Maju, Nanti Dibilang Ambisi
Hal ini, lanjutnya, bisa menjadi tantangan bagi Gibran Rakabuming Raka jika ingin kembali maju mendampingi Prabowo di 2029.
Lebih lanjut, Hensat menilai bahwa wacana koalisi permanen ini mengindikasikan jumlah pasangan capres-cawapres di Pilpres 2029 kemungkinan tidak akan banyak.
Meskipun Mahkamah Konstitusi (MK) telah menghapus ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) pada Januari lalu, namun faktor biaya politik dan investasi elektoral tetap menjadi tantangan besar bagi partai politik untuk mengusung calon sendiri.
“Ini semakin menguatkan analisis saya sebelumnya bahwa di 2029 kita tidak akan memiliki banyak calon presiden. Faktor finansial dan tabungan elektoral bukan sesuatu yang bisa dikejar dalam waktu singkat,” pungkasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas