Gibran Pamer Foto Bersalaman dengan Masinton: Santai Hadapi Serangan PDIP

Pantau – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka kembali menarik perhatian publik. Di tengah tensi politik dengan PDIP, ia memamerkan momen bersalaman dengan politikus PDIP Masinton Pasaribu—salah satu sosok yang paling vokal mengkritiknya sejak Pilpres 2024.

Dalam foto tersebut, Gibran tampak mengenakan setelan jas hitam dengan dasi biru muda, menundukkan badan sedikit sembari menjabat tangan Masinton yang mengenakan seragam dinas putih lengkap dengan atribut resmi. Wajah Gibran terlihat santai, bahkan sedikit tersenyum, sementara Masinton juga membalas jabat tangan dengan ekspresi yang tak kalah tenang. 

Di latar belakang, suasana ruangan dipenuhi oleh pejabat-pejabat lain yang sedang bersalaman dan berbincang. Beberapa di antaranya mengenakan seragam resmi, sementara yang lain tampak dalam balutan jas formal.

Baca juga: Wapres Gibran Tinjau Kualitas MBG di SMPN 174 dan SMAN 58 Jakarta

Masinton dikenal sebagai kader PDIP yang kerap menyerang langkah politik Gibran, terutama sejak putra sulung Presiden ke-7 Jokowi itu memilih berseberangan dengan garis politik partai berlambang banteng tersebut. Namun, dalam foto ini, keduanya tampak bersalaman dengan ekspresi tenang, seolah menunjukkan bahwa rivalitas politik tidak harus selalu berujung pada ketegangan personal.

Hal ini terjadi di tengah momen bersejarah pelantikan serentak 961 kepala daerah oleh Presiden Prabowo Subianto. “Mendampingi Presiden @prabowo melantik 961 Kepala Daerah, yang terdiri dari 33 gubernur dan 33 wakil gubernur, 363 bupati dan 362 wakil bupati, serta 85 wali kota dan 85 wakil wali kota. Hari ini menjadi momen bersejarah, di mana semua kepala daerah dilantik secara serentak dan diambil sumpahnya secara langsung oleh Presiden. Selamat mengemban tanggung jawab besar dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat dan daerah,” tulis Gibran di akun instagramnya, Kamis (20/2/2025).

Gibran yang selama ini kerap menjadi sasaran kritik dari kader PDIP, termasuk Masinton, tampaknya tak terganggu sedikit pun. Sebaliknya, ia justru memperlihatkan sikap santai dan percaya diri. Bagi sebagian pihak, unggahan ini bisa diartikan sebagai sindiran halus, atau mungkin juga sebagai pesan bahwa dirinya tetap tegak berdiri di tengah badai kritik.

Apakah ini sinyal kedewasaan politik atau langkah strategis untuk mengirimkan pesan tersirat? Yang jelas, Gibran kembali memainkan narasi politiknya dengan gaya khasnya—tenang, tak banyak bicara, tapi tetap mengundang perhatian.