billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Politik

Pertemuan Prabowo–Mega: di Antara Keterkaitan Emosional–Silaturahmi Kebangsaan

Oleh Pantau Community
SHARE   :

Pertemuan Prabowo–Mega: di Antara Keterkaitan Emosional–Silaturahmi Kebangsaan
Foto: Pertemuan Prabowo dan Megawati disebut sebagai silaturahmi kebangsaan yang sarat nilai historis dan strategis demi persatuan bangsa.

Pantau - Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, pada 7 April 2025, dalam suasana Lebaran yang penuh kehangatan dan disebut sebagai bentuk silaturahmi kebangsaan, bukan pertemuan politik pragmatis.

Pertemuan selama 1,5 jam ini merefleksikan hubungan emosional panjang yang telah terjalin antara dua tokoh nasional dan keluarga besar mereka sejak masa awal kemerdekaan.

Akar Historis dan Keterikatan Personal yang Kuat

Kakek Prabowo, Margono Djojohadikoesoemo, dan ayah Megawati, Sukarno, pernah bekerja sama dalam pendirian BNI dan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS).

Ayah Prabowo, Soemitro Djojohadikoesoemo, pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Menteri Keuangan di masa pemerintahan Sukarno.

Prabowo bahkan menyebut dirinya pernah digendong oleh Sukarno saat masih kecil di Istana Negara.

Hubungan ini berlanjut pada tahun 2001, ketika Megawati dan Gus Dur menjamin kepulangan Prabowo dari Yordania ke Indonesia.

Megawati kala itu meminta Taufik Kiemas, suaminya, untuk menjemput Prabowo dan menjamin haknya sebagai warga negara.

Kerja sama politik keduanya sempat tergambar pada Pilpres 2009 dalam pasangan Mega-Pro yang terbentuk setelah Gerindra menyumbang suara signifikan untuk mengatasi ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold).

Meski kalah di Pilpres 2009, kedekatan tetap terjaga dan kembali terlihat saat mendukung Jokowi-Ahok di Pilkada DKI 2012 serta menjadi oposisi bersama selama pemerintahan SBY-Boediono.

Silaturahmi Strategis dan Harapan untuk Masa Depan Bangsa

Meskipun di Pemilu 2014 mereka berpisah jalur, hubungan pribadi Prabowo dan Megawati tetap baik selama pemerintahan Jokowi-JK.

Pasca Pilpres 2019, ketika Prabowo masuk kabinet sebagai Menteri Pertahanan, tidak ada resistensi dari Megawati atas pengangkatan tersebut.

Kini, saat Prabowo menjabat sebagai Presiden RI, tidak ada lagi faktor yang memisahkan hubungan personal maupun visi kebangsaan keduanya.

Silaturahmi ini tidak membahas pembagian kursi atau koalisi politik, karena Pilkada telah selesai, melainkan menyatukan pandangan strategis untuk menghadapi tantangan global yang kompleks.

Megawati yang berpengalaman menghadapi krisis saat menjadi Presiden RI diharapkan memberikan masukan penting bagi pemerintahan Prabowo–Gibran.

Tantangan utama yang kini dihadapi bangsa antara lain ketidakstabilan ekonomi global, dinamika sosial akibat kebijakan domestik, dan posisi geopolitik Indonesia pasca bergabung ke BRISC.

Untuk menjalankan program prioritas seperti Makan Bergizi Gratis, Danantara, cek kesehatan gratis, dan sekolah rakyat, Prabowo membutuhkan dukungan politik yang luas, termasuk dari PDI Perjuangan.

Pertemuan ini memberi pesan simbolis kuat: keakraban dan kesatuan di antara pemimpin nasional bisa menjadi penyangga harapan rakyat atas masa depan yang lebih sejahtera.

Silaturahmi Prabowo–Megawati menjadi momen strategis yang menumbuhkan optimisme terhadap persatuan nasional dan keberlanjutan pembangunan.

Penulis :
Pantau Community