
Pantau - Claudio Ranieri menolak tawaran menjadi pelatih kepala tim nasional Italia, meski sempat menjadi kandidat utama pengganti Luciano Spalletti yang baru saja dipecat.
Luciano Spalletti resmi diberhentikan dari jabatannya pada akhir pekan usai Italia kalah telak 3-0 dari Norwegia pada Jumat, sebuah hasil yang membuat Azzurri terancam gagal lolos ke Piala Dunia untuk ketiga kalinya berturut-turut.
Meskipun sempat memimpin Italia dalam kemenangan 2-0 atas Moldova pada Senin, laga itu menjadi yang terakhir bagi Spalletti setelah 22 bulan menukangi tim nasional.
Ranieri Pilih Setia pada Roma, Tolak Gabung Azzurri
Presiden FIGC Gabriele Gravina langsung menunjuk Claudio Ranieri sebagai calon utama untuk menggantikan Spalletti, dengan negosiasi berlangsung intensif selama 48 jam terakhir.
Menurut laporan dari beberapa sumber termasuk jurnalis Nicolo Schira, Ranieri sempat menunjukkan minat dan hampir menyetujui tawaran melatih Italia hingga Piala Dunia mendatang.
Bahkan, federasi sepak bola Italia (FIGC) menyatakan kesediaannya memberi izin kepada Ranieri untuk merangkap jabatan sebagai penasihat senior di AS Roma.
Namun setelah mempertimbangkan dengan matang, Ranieri memutuskan untuk tetap menjalankan komitmennya bersama Roma.
"Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk menerima proposal itu, tetapi saya memutuskan untuk melanjutkan peran saya di AS Roma sebagai bagian dari manajemen," ujar Ranieri dalam pernyataan resminya.
Pelatih berusia 73 tahun itu sebelumnya kembali dari masa pensiun untuk membantu Roma yang sedang dalam krisis dan kemudian mendapatkan posisi manajemen tetap di akhir musim lalu.
Ranieri sendiri merupakan figur legendaris dalam dunia kepelatihan, dengan pengalaman lebih dari empat dekade dan prestasi besar termasuk membawa Leicester City juara Liga Primer Inggris pada 2016.
Masa Suram Spalletti Bersama Italia
Luciano Spalletti ditunjuk sebagai pelatih Italia pada Agustus 2023 menggantikan Roberto Mancini yang mundur mendadak.
Meski datang dengan prestasi membanggakan usai membawa Napoli juara Serie A untuk pertama kalinya dalam 33 tahun, kiprahnya di level internasional tidak secerah di level klub.
Italia hampir gagal lolos ke Euro 2024 setelah Ukraina tidak diberikan penalti dalam laga krusial terakhir kualifikasi.
Di turnamen tersebut, Italia tampil buruk dan tersingkir di babak 16 besar usai kalah 2-0 dari Swiss.
Selama masa jabatannya, Spalletti hanya mencatat tiga clean sheet dari 24 pertandingan dan dalam empat laga terakhir sebelum pemecatan, gawang Italia kebobolan total 11 gol.
Kekalahan dari Norwegia menjadi klimaks dari performa buruk yang berujung pada pemecatan dirinya.
Kini, FIGC harus kembali mencari sosok baru yang mampu membawa Italia bangkit dari keterpurukan dan mengamankan tiket ke Piala Dunia mendatang.
- Penulis :
- Leon Weldrick










