
Pantau - Piala Dunia Antarklub 2025 yang resmi dimulai pada Minggu, 15 Juni 2025, menuai banyak kritikan dari para peserta akibat sejumlah persoalan teknis dan operasional sepanjang turnamen berlangsung.
Dalam pertandingan antara Palmeiras dan Porto di MetLife Stadium, kondisi lapangan menjadi sorotan.
Pemain Palmeiras, Estevao, mengungkapkan, "Saya pikir lapangan seharusnya disiram lebih banyak karena bola sedikit lambat sehingga mengganggu kecepatan permainan. Hal itu baik bagi kami maupun Porto. Saat pertandingan berlangsung, hujan turun yang membuat bola bergulir sedikit lebih cepat," ujarnya.
MetLife Stadium sendiri direncanakan menjadi tempat berlangsungnya laga final.
Cuaca Panas dan Tiket Sepi Pemirsa
Keluhan serupa datang dari Paris Saint-Germain yang menghadapi cuaca ekstrem saat melawan Atletico Madrid.
Pertandingan yang digelar pukul 12.00 siang waktu California itu berlangsung dalam suhu mencapai 40 derajat Celcius.
Pelatih PSG, Luis Enrique, menyoroti kondisi tersebut.
"Pertandingan jelas sangat terpengaruh temperatur. Dari segi permainan, tak mungkin bisa bermain di level tertinggi selama 90 menit," katanya.
Selain masalah teknis, penyelenggaraan turnamen juga dinilai kurang diminati publik.
Penjualan tiket dikabarkan lesu, hingga FIFA menurunkan harga tiket sebelum turnamen dimulai.
Kritik juga datang dari segi kualitas pertandingan.
Beberapa laga minim gol dan berlangsung lambat, sementara laga dengan skor besar seperti kemenangan Bayern Munich 10-0 atas Auckland City justru menunjukkan ketimpangan kualitas antartim peserta.
Turnamen ini disebut sebagai pemanasan bagi Amerika Serikat dalam menyambut Piala Dunia 2026, namun sejumlah kekurangan yang muncul justru memunculkan kekhawatiran akan kesiapan infrastruktur dan penyelenggaraan.
- Penulis :
- Balian Godfrey