Pantau Flash
HOME  ⁄  Sepakbola

LALIGA Tegaskan Penipuan Audiovisual Jadi Ancaman Terbesar Sepak Bola, Rugi Hingga Ratusan Juta Euro Per Tahun

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

LALIGA Tegaskan Penipuan Audiovisual Jadi Ancaman Terbesar Sepak Bola, Rugi Hingga Ratusan Juta Euro Per Tahun
Foto: LALIGA Tegaskan Penipuan Audiovisual Jadi Ancaman Terbesar Sepak Bola, Rugi Hingga Ratusan Juta Euro Per Tahun(Sumber: ANTARA/LALIGA)

Pantau - Penipuan dan pembajakan audiovisual dinilai sebagai ancaman terbesar bagi masa depan industri sepak bola, demikian disampaikan dalam forum LALIGA Extra Time edisi kedua yang digelar di Singapura.

Presiden LALIGA, Javier Tebas, membuka forum tersebut dengan penekanan pada urgensi perang melawan kejahatan audiovisual yang semakin terorganisir dan merugikan ekonomi olahraga global.

"Memerangi penipuan audiovisual membutuhkan biaya yang besar bagi LALIGA, tetapi kami memilih untuk memimpin, karena biaya untuk tidak melakukannya jauh lebih besar. Kami menghadapi jaringan kriminal yang sangat terorganisasi yang menyebabkan kerusakan yang tak terbayangkan di seluruh perekonomian," ujarnya.

Tebas menyebut perjuangan melawan pembajakan konten sebagai upaya global dan kolaboratif yang harus melibatkan institusi, perusahaan teknologi, dan industri olahraga.

"Skala tantangan ini berarti bahwa harus ada komitmen total di tingkat kelembagaan dan antara perusahaan, baik di industri olahraga maupun teknologi... Kami juga harus bertindak dengan mengecam ketidakaktifan beberapa perantara, yang memungkinkan konten kriminal dibagikan melalui infrastruktur mereka," tegasnya.

Teknologi AI dan Operasi Global Redam Pembajakan

Studi dari Synamedia dan Ampere Analysis memperkirakan pembajakan audiovisual menyebabkan kerugian global lebih dari 28 miliar dolar AS per tahun.

LALIGA sendiri disebut menderita kerugian antara 600 hingga 700 juta euro setiap tahunnya akibat pembajakan.

Untuk menanggulanginya, LALIGA telah menggunakan teknologi pemantauan berbasis kecerdasan buatan (AI) guna melacak perilaku mencurigakan dan mendeteksi pola penipuan secara real time.

Upaya hukum yang intensif juga dilakukan dan berhasil menurunkan tingkat pembajakan hingga 60 persen.

Menurut laporan Live Content Coalition (LCC), sebanyak 10,8 juta siaran olahraga ilegal terjadi di Eropa sepanjang tahun 2024.

Dalam kerja sama dengan Europol melalui Operasi Kratos, LALIGA ikut membongkar jaringan pembajakan dengan 22 juta pengguna serta berhasil menemukan senjata dan obat-obatan dalam penggerebekan.

LALIGA juga memenangkan putusan hukum penting yang memungkinkan pemblokiran IP secara dinamis untuk membatasi akses ke konten ilegal secara cepat dan efisien.

Kolaborasi Global dan Posisi Singapura dalam Ekosistem LALIGA

Kerja sama LALIGA dengan platform digital seperti Meta, YouTube, dan TikTok terus diperkuat demi melindungi hak siar serta memperluas jangkauan legal kepada para penggemar.

"Kami sangat bangga dengan edisi Extratime di Singapura ini karena kami memiliki banyak tamu, lebih dari sekadar memenuhi tujuan untuk mempertemukan para pelaku industri utama dan menawarkan informasi dan jaringan tingkat tinggi," kata Tebas.

Ia menyebut wilayah Asia Tenggara, termasuk Singapura, sebagai bagian penting dari ekosistem LALIGA secara global.

LALIGA juga diakui sebagai penggerak teknologi dengan menjadi liga sepak bola pertama yang memiliki departemen kecerdasan buatan tersendiri.

Melalui kerja sama dengan Sportian dan Microsoft lewat Global Sports Innovation Center (GSIC) di Singapura, LALIGA meluncurkan berbagai proyek berbasis data dan teknologi.

Salah satunya adalah Beyond Stats, platform statistik pertandingan yang mendekatkan data teknis kepada penggemar melalui siaran televisi dan media digital.

Fan Engagement dan Dominasi di Media Sosial

Topik keterlibatan penggemar juga menjadi sorotan dalam forum tersebut dengan pembahasan proyek LALIGA Adventure, LALIGA Show, serta kemitraan regional bersama TikTok.

Sponsor utama EA SPORTS menyebut bahwa LALIGA kini menjadi liga dengan pengikut media sosial terbanyak di dunia, mencapai 250 juta pengguna aktif di 16 platform dan dalam 20 bahasa.

Penulis :
Balian Godfrey