
Pantau - Direktur Persija Jakarta, Mohamad Prapanca, menyatakan keyakinannya bahwa larangan kehadiran suporter tandang di Liga 1 Indonesia akan dicabut secara bertahap oleh PSSI dan PT I.League, selaku operator kompetisi.
Masih Ada Catatan Buruk, Pencabutan Perlu Proses
Prapanca menegaskan bahwa pencabutan larangan suporter tandang membutuhkan waktu karena masih banyak catatan buruk yang belum bisa diabaikan.
"Idealnya selalu ada penonton tim tamu, mau di mana pun di dunia, tapi karena kita Indonesia nih, Liga Indonesia, berkali-kali setiap datang penonton tim tamu itu pasti ada keributan," ungkapnya.
Ia mengingatkan bahwa larangan ini diberlakukan menyusul tragedi Kanjuruhan pada 2022 yang menewaskan ratusan orang dan menjadi titik balik dalam pengelolaan keamanan sepak bola Indonesia.
Larangan ini masih sering dilanggar oleh sejumlah suporter, yang kemudian berujung pada sanksi denda terhadap klub yang bersangkutan, baik tim tuan rumah maupun tamu.
Persija sendiri sudah dua kali menjalani laga tandang di musim BRI Super League 2025/2026, yakni melawan Persis Solo pada 16 Agustus dan Dewa United dalam laga tanpa penonton.
Saat laga kontra Persis di Stadion Manahan, Surakarta, ratusan Jakmania hadir langsung di stadion.
Akibat pelanggaran tersebut, Persija dijatuhi denda sebesar Rp25 juta oleh Komite Disiplin PSSI.
Jakmania Diimbau Jadi Contoh Suporter Damai
Dalam menyikapi situasi ini, Prapanca menyampaikan pesan khusus kepada suporter Persija, Jakmania, untuk terus menunjukkan sikap damai dan sportif, baik saat laga kandang maupun tandang.
"Nah pesan saya sama teman-teman Jakmania, kalau andaikan menonton pertandingan tandang, tunjukkan bahwa kita suporter yang damai, ingin menikmati sepak bola, jadi biar kecintaan mereka satu, dan kita (suporter Persija) juga memberikan kontribusi (pembelian tiket) ke tuan rumah," ujarnya.
Ia mengapresiasi usaha Jakmania yang dinilai semakin dewasa dalam mendukung tim, tanpa membuat keributan atau merusak fasilitas.
"Jakmania membuktikan untuk tidak melakukan keributan, perkelahian atau perusakan. dan ini karena edukasi yang harus berjalan, memang tidak secepat itu, tapi pelan-pelan," katanya.
Prapanca pun berharap jika sikap positif ini terus dijaga, maka federasi bisa mulai membuka peluang bagi kembalinya penonton tandang secara terbatas.
"Tapi selama kita bisa buktikan, saya yakin pelan-pelan mudah-mudahan dari pihak federasi bisa mulai mengizinkan, mungkin cuma misalkan 500 (tiket penonton tandang) dulu, 1.000 (tiket tandang) tapi kan ya kita harus buktikan dulu, biar nanti dari federasi bisa oh oke nih," ia menambahkan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf