Pantau Flash
HOME  ⁄  Teknologi & Sains

China Petakan Arah Pengembangan Teknologi 6G untuk Masa Depan Komunikasi Global

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

China Petakan Arah Pengembangan Teknologi 6G untuk Masa Depan Komunikasi Global
Foto: (Sumber: Para pengunjung memperhatikan panduan pendukung tambahan Medtronic, yang memulai debut globalnya pada Pameran Impor Internasional China (CIIE) ke-8 di Shanghai, pada 6 November 2025. Banyak peserta pameran memamerkan produk terbaru mereka untuk pertama kalinya di CIIE ke-8 di Shanghai. ANTARA/Xinhua/Fang Zhe.)

Pantau - Di lokasi uji coba di Kota Nanjing, sistem pemantauan berbasis komputasi dan penginderaan jaringan 6G mampu mengidentifikasi drone ilegal dalam 0,1 detik dan langsung menampilkan model serta ciri utamanya.

Skenario tersebut merupakan bagian dari eksplorasi teknologi baru yang dikembangkan Purple Mountain Laboratories atau PMLabs.

Engineer PMLabs membangun tempat uji lapangan rintisan bebas sel 6G yang memiliki keunggulan sekitar 10 kali lipat dibandingkan 5G dalam jangkauan, kapasitas, dan efisiensi spektrum.

Dalam lima tahun ke depan, China menargetkan pengembangan industri komunikasi generasi mendatang termasuk 6G sebagai motor pertumbuhan ekonomi baru.

PMLabs, sebagai lembaga riset 6G terkemuka di China, kini mulai membentuk ceruk pasar di bidang drone.

Dalam latihan darurat yang mensimulasikan kecelakaan kebakaran tangki penyimpanan pada Juni lalu, teknologi bebas sel 6G digunakan untuk mengendalikan sekelompok drone dalam menjalankan misi.

Di kawasan inovasi di pinggiran utara Beijing, tempat pelatihan robot berkemampuan 6G telah beroperasi untuk menguji bagaimana teknologi ini mendayai mesin cerdas masa depan.

Pembuat kebijakan ekonomi China memandang penciptaan dan peluncuran skenario aplikasi baru sebagai jembatan antara teknologi dan industri serta antara riset dan pasar.

Menurut Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China, negara itu telah menjalankan uji coba teknologi 6G selama empat tahun berturut-turut.

Tahap pertama uji coba kini selesai dengan lebih dari 300 pencapaian teknis penting.

Teknologi 6G di masa depan diproyeksikan mendukung pembedahan jarak jauh kompleks, navigasi dalam ruangan berakurasi sentimeter, pengemudian berbantuan tingkat tinggi, serta koneksi cerdas antara perangkat dalam jumlah besar.

Pekan ini, China Telecom, Universitas Tsinghua, dan sejumlah mitra industri menggunakan satelit di ketinggian 20.000 km untuk memverifikasi koneksi wilayah kutub, lautan lepas, dan era 6G mendatang.

Satelit tersebut mencapai kecepatan downlink puncak 140 Mbps yang menunjukkan kemampuan transmisi data berkecepatan tinggi langsung dari satelit ke perangkat pengguna.

Satelit ini menjadi bagian armada orbit-Bumi-menengah Smart SkyNet yang akan memberi jangkauan tanpa celah bersama konstelasi orbit rendah atau LEO dalam membentuk jaringan 6G terintegrasi darat-angkasa.

Operator telekomunikasi China juga meluncurkan simulator akses satelit 6G visual untuk memvalidasi konstelasi mega LEO.

China sejauh ini meluncurkan 13 kelompok satelit guna memperluas konstelasi internet nasionalnya.

Tahun lalu, negara tersebut menempatkan satelit verifikasi arsitektur 6G yang telah ditentukan ke orbit.

Penggabungan internet satelit dengan stasiun berbasis darat dianggap sebagai salah satu dari tiga ciri khas 6G.

Dua ciri lainnya adalah konvergensi komunikasi dengan penginderaan serta konvergensi komunikasi dengan AI.

Sebuah tim di China baru-baru ini meluncurkan cip optoelektronik ultra-broadband bertenaga AI yang menghadirkan koneksi berkecepatan tinggi pada rentang 0,5 GHz hingga 115 GHz.

Capaian tersebut dipublikasikan dalam jurnal Nature dan menjanjikan koneksi 6G yang lebih cepat dan lebih andal.

"Ini seperti menambahkan jalan tol super. Sinyal dapat berpindah jalur saat sebuah jalur macet, sehingga data tidak akan tertahan di tengah lalu lintas data," tutur Wang Xingjun dari Universitas Peking yang memimpin penelitian.

Meningkatnya terobosan dan paten 6G memperkuat pengaruh China dalam penyusunan standar global.

Menurut laporan industri, hingga Juni 2025 China menguasai 40,3 persen paten 6G global dan menempati peringkat pertama dunia.

Untuk mengomersialkan 6G pada 2030, China membentuk Kelompok Promosi IMT-2030 atau 6G.

Salah satu langkah kunci inisiatif tersebut adalah alokasi resmi spektrum 6GHz untuk penggunaan 5G dan 6G.

"Hal ini memberi China suara yang lebih lantang, mulai dari penetapan standar hingga peluncuran komersial," ujar Bai Siwei, pakar Internet of Things.

Penulis :
Aditya Yohan