
Pantau - Proyek bantuan teknis pertanian dari China yang dimulai sejak Oktober 2022 telah membawa perubahan besar dalam sektor pertanian Grenada, negara pulau kecil di Karibia timur yang menggantungkan perekonomiannya pada pertanian.
Grenada sebelumnya menghadapi berbagai kendala serius seperti penggunaan teknologi usang, metode pertanian tradisional, dan dampak dari bencana alam berulang.
Proyek ini dijalankan oleh China Shanxi International Economic and Technical Cooperation Co., Ltd. di bawah Shennong Technology Group.
Tim ahli dari China datang dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan, bukan sekadar memberikan donasi, tetapi memperkuat kapasitas lokal melalui pelatihan dan teknologi.
Yin Chao, kepala tim sekaligus pakar perlindungan tanaman yang tiba di Grenada pada Maret 2024, menyampaikan bahwa masyarakat Grenada menunjukkan antusiasme tinggi terhadap proyek ini.
"Masyarakat setempat di Grenada sangat mengapresiasi bantuan teknis pertanian dari China, kata-kata yang paling sering digunakan dalam evaluasi tim pakar ini adalah 'pekerja keras' dan 'sangat profesional'", ungkapnya.
Lima Fokus Utama dan Model Tiga Dimensi
Proyek ini berfokus pada lima bidang utama yaitu budi daya sayuran, pengelolaan pohon buah, peternakan, kerajinan anyaman bambu dan rotan, serta pembangunan sistem irigasi hemat air.
"Pada saat yang sama, kami telah mempromosikan 33 teknologi praktis, termasuk budi daya di bawah perlindungan, pemupukan berbasis formula, dan irigasi hemat air", jelas Yin Chao.
Ia juga menyebutkan bahwa proyek ini telah memperkenalkan dan menyeleksi lebih dari 100 varietas tanaman baru yang cocok dengan iklim Grenada seperti mentimun, terong, dan melon.
Selain itu, proyek ini menerapkan model pembangunan pertanian tiga dimensi yang mencakup rumah tangga percontohan, pelatihan teknis, dan pembangunan infrastruktur.
Beberapa infrastruktur yang telah dibangun antara lain stasiun servis mesin, bengkel anyaman bambu, dan sistem irigasi untuk mendukung produktivitas petani.
Model ini terbukti mampu meningkatkan daya tahan sektor pertanian Grenada serta mendorong pertumbuhan dari dalam komunitas lokal.
Dampak Langsung ke Petani dan Apresiasi Internasional
Geoffrey Francis, petani lokal yang menjadi peserta program, mengaku pendapatannya naik lebih dari 50 persen setelah mengikuti pelatihan dari tim China.
Geoffrey kini menjadi petani teladan dan panutan bagi komunitasnya.
Pusat pelatihan pertanian yang dibentuk oleh tim ahli China mengusung metode kelas plus praktik lapangan dan telah melatih lebih dari 1.100 peserta.
Kevon Anthony, pemuda lokal yang awalnya hanya peserta pelatihan, kini menjadi tulang punggung teknis komunitasnya.
"Teknologi China telah membantu kebun sayur saya menghasilkan tambahan 2.000 dolar Karibia Timur (1 dolar Karibia Timur = Rp6.184) setiap bulan", ia mengungkapkan.
Atas keberhasilan proyek ini, China menerima penghargaan sebagai Kasus Pengentasan Kemiskinan Terbaik dalam Seminar Internasional Kemitraan Pengentasan Kemiskinan Global 2025 di Beijing.
Seminar ini menjadi ajang berbagi pengalaman global dalam pengentasan kemiskinan dan pengembangan pertanian berkelanjutan.
Proyek ini tidak hanya membawa manfaat ekonomi, tetapi juga mempererat hubungan antara China dan Grenada melalui kerja sama jangka panjang di sektor pertanian.
Ke depan, proyek ini diharapkan menjadi contoh bagaimana kearifan China dapat berkontribusi bagi dunia dalam mewujudkan ketahanan pangan global dan pengentasan kemiskinan.
- Penulis :
- Gerry Eka







