Pantau Flash
HOME  ⁄  Teknologi

Yuk Kenali Perbedaan 'Personal Branding' dan Pencitraan di Ranah Digital

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Yuk Kenali Perbedaan 'Personal Branding' dan Pencitraan di Ranah Digital
Foto: Ilustrasi - Personal branding. (iStockphoto.com)

Pantau – Meski memiliki perbedaan yang siginifikan, sebagian orang mungkin masih menyamakan antara aktivitas personal branding dengan pencitraan. Begitu juga di ranah digital.

Personal branding menampilkan citra diri asli tanpa manipulasi. Sementara pencitraan, dibuat sesuai dengan keinginan atau standar dari audiens tertentu, termasuk mengubah karakter asli. 

Personal branding merupakan suatu proses membangun dan mengelola reputasi keahlian, pengalaman, serta kepribadian unik representasi diri yang ditujukan kepada orang lain,” kata Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Lampung Yusuf, dalam webinar literasi digital di Lampung Selatan, Kamis (15/8/2024).

Diskusi virtual untuk segmen pendidikan yang diikuti pelajar sejumlah sekolah menengah di wilayah Lampung Selatan itu, digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Disdikbud Provinsi Lampung.

Baca juga: Kominfo bakal Sanksi Aplikasi Pembayaran Terafiliasi Judi Online

Yusuf mengatakan, pentingnya personal branding karena hal itu menjadi pembeda dari orang lain. Selain itu, personal branding juga dapat membangun koneksi, membuka peluang baru, dan meningkatkan kepercayaan diri.

”Personal branding yang kuat dapat membuka peluang baru dan akan memberikan kesuksesan dalam karier. Sementara kepercayaan diri sangat diperlukan, karena mereka yang memiliki hal tersebut pasti self esteem dan self value-nya kuat hingga berdampak positif dalam hal integritas dan loyalitas di pekerjaan,” jelas Yusuf dalam diskusi yang dipandu moderator Firdha.

Dalam diskusi online bertajuk ”Pentingnya Personal Branding di Era Digital” itu, Yusuf juga menjelaskan cara membangun personal branding yang baik. Di antaranya, identifikasi kelebihan dan keunikan Anda, tentukan Anda ingin dilihat, kenali audiens Anda, dan gunakan media sosial untuk berinteraksi dengan audiens.

”Lalu, buat website portofolio, bangun networking, dan jaga konsistensi. Jangan lupa, buat konten yang unik dan otentik,” tutup Yusuf dalam diskusi virtual yang diikuti para pelajar dengan menggelar nonton bareng (nobar).

Baca juga: Anak Buah Menkominfo Ungkap Tantangan Perluasan Jaringan 5G, Penasaran?

Sejumlah sekolah yang menggelar nobar diskusi online di Kabupaten Lampung Selatan dan sekitarnya, antara lain: SMPN 1 dan SMPN 2 Kalianda, SMPN 2 Sragi, SMP PGRI 2 Katibung, SMP Satu Atap 1 Sragi, SMP Islam Kalianda, SMP Muhammadiyah 1 Kalianda, dan SMPN 2 Katibung. 

Dari sudut pandang berbeda, pegiat literasi digital Indonesia Moh. Rouf Azizi menambahkan, salah satu cara membangun personal branding melaui media sosial, yakni bergabung di organisasi atau komunitas yang sesuai dengan passion.

”Selain itu, pahami target konten dan ikuti tren. Gunakan voice yang baik dalam membuat konten, seperti pembawaan diri, gaya bahasa, pemilihan diksi, jenis konten dan jenis editing,” rinci Moh. Rouf Azizi.

Sementara, menurut dosen Bisnis dan Marketing Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Deny Yudiantoro, tips membangun personal branding di media sosial bagi pelajar, yakni dengan cara memilih media sosial yang tepat.

”Juga, bergabung dengan beberapa komunitas, menggunakan nama asli, menunjukkan prestasi bukan pamer, dan tayangkan konten berkualitas,” pesan Deny Yudiantoro.

Baca juga: Kemenkominfo Hadirkan 19 BTS Kamuflase demi Percantik IKN

Untuk diketahui, nobar diskusi seperti digelar di Kabupaten Lampung Selatan ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital. 

Sejak dimulai pada 2017, sampai dengan akhir 2023 program ini tercatat telah diikuti 24,6 juta orang. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024.

Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo.

Baca juga: Kembangkan Kecerdasan Artifisial, Pemerintah Siapkan Infrastruktur Digital

Penulis :
Ahmad Munjin
Editor :
Ahmad Munjin