Pantau - Industri smartphone terus mengalami perubahan, khususnya dalam segmen flagship. Seiring dengan meningkatnya harga komponen, banyak produsen menghadapi dilema antara mempertahankan harga yang kompetitif atau terus menawarkan teknologi canggih dengan harga yang lebih tinggi.Hal ini diungkapkan oleh Wang Teng Thomas, General Manager Redmi, yang menyebut bahwa produsen menghadapi tantangan besar terkait biaya produksi yang terus meningkat.
Menurut Wang Teng, peningkatan biaya "upstream" atau komponen utama produksi, seperti prosesor, RAM, dan kamera, berkontribusi terhadap lonjakan harga ponsel. Tantangan ini tidak hanya dihadapi oleh Xiaomi, tetapi juga oleh brand lain seperti Samsung, Apple, dan Google. Situasi ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah konsumen lebih memilih ponsel dengan fitur terbatas tetapi harga terjangkau, atau siap membayar lebih untuk teknologi canggih?
Baca Juga:
Penjualan iPhone 16 Mengalami Penurunan, Ini Penyebabnya
Selain peningkatan komponen seperti prosesor Snapdragon 8 Gen 4 yang diperkirakan akan jauh lebih mahal, produsen juga harus memperhitungkan kenaikan harga komponen yang diperlukan untuk mendukung fitur-fitur berbasis kecerdasan buatan (AI). Tren ini kemungkinan besar akan terus berlanjut, dengan ponsel-ponsel flagship di tahun 2025 menghadapi skenario kenaikan harga atau pengurangan fitur tertentu, seperti kualitas kamera atau fitur telefoto.
Pada akhirnya, keputusan ada di tangan konsumen: memilih ponsel dengan fitur terbaik dan harga tinggi, atau menyesuaikan ekspektasi dengan keterbatasan fitur untuk mendapatkan ponsel dengan harga lebih terjangkau.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah
