Pantau Flash
HOME  ⁄  Teknologi

Strategi Penerapan Smart Grid di PLN Melalui Optimalisasi Anak dan Cucu Perusahaan sebagai Aggregator

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Strategi Penerapan Smart Grid di PLN Melalui Optimalisasi Anak dan Cucu Perusahaan sebagai Aggregator
Foto: Ilustrasi Smart Grid. (iStockphoto.com)

Pantau - Transformasi digital di sektor energi kini menjadi kebutuhan mendesak, terutama di era modern yang menuntut efisiensi, keberlanjutan, dan inovasi. 

Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (27/12/2024) disebutkan, PT PLN (Persero), sebagai tulang punggung energi di Indonesia, memiliki peluang besar untuk memanfaatkan teknologi smart grid dalam mengelola jaringan listrik yang lebih cerdas, efisien, dan andal. 

Salah satu pendekatan strategis adalah dengan mengaktifkan anak atau cucu perusahaan PLN yang kurang produktif untuk bertindak sebagai aggregator dalam implementasi smart grid.

Apa Itu Smart Grid?

Smart grid adalah sistem jaringan listrik modern yang memanfaatkan teknologi digital untuk mengintegrasikan pembangkitan, transmisi, distribusi, dan konsumsi energi. Teknologi ini memungkinkan monitoring, analisis, kontrol, dan komunikasi real-time untuk meningkatkan efisiensi dan keandalan pasokan energi.

Baca juga: PLN Pastikan Infrastruktur SPKLU Siap Layani Pemudik EV Selama Nataru 2024

Fitur utama smart grid meliputi:

  1. Pemantauan Real-Time: Kemampuan untuk memantau kondisi jaringan listrik secara langsung.
  2. Pengelolaan Beban (Demand Response): Mengoptimalkan penggunaan listrik berdasarkan kebutuhan pelanggan.
  3. Integrasi Energi Terbarukan: Memadukan energi surya, angin, dan sumber lainnya ke dalam jaringan utama.

Tantangan dalam Penerapan Smart Grid di PLN

  1. Skala Operasi yang Luas: Dengan jaringan yang tersebar di seluruh Indonesia, implementasi smart grid memerlukan koordinasi yang kompleks.
  2. Keterbatasan Sumber Daya: Baik dari sisi keuangan, teknologi, maupun SDM.
  3. Anak/Cucu Perusahaan yang Kurang Produktif: Banyak anak atau cucu perusahaan PLN yang belum memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja induk perusahaan.

Mengaktifkan Anak/Cucu Perusahaan sebagai Aggregator Smart Grid

1. Peran Aggregator dalam Smart Grid

Aggregator adalah entitas yang berfungsi sebagai penghubung antara produsen energi, penyedia layanan (seperti PLN), dan konsumen. Dalam konteks smart grid, aggregator bertugas:

  • Mengintegrasikan data dari berbagai unit (misalnya, pembangkit listrik, smart meter, dan konsumen).
  • Mengelola distribusi energi terbarukan dan tradisional.
  • Memberikan solusi inovatif berbasis teknologi digital.

Baca juga: PLN Siapkan Daya 53 Gigawatt Selama Periode Natal-Tahun Baru

2. Optimalisasi Anak/Cucu Perusahaan PLN

PLN dapat mengaktifkan anak atau cucu perusahaan yang saat ini kurang produktif untuk mengambil peran sebagai aggregator dengan langkah-langkah berikut:

1. Identifikasi Potensi Perusahaan:

Lakukan audit terhadap anak/cucu perusahaan untuk mengidentifikasi potensi dan kesesuaian mereka dengan kebutuhan implementasi smart grid.

2. Peningkatan Kapasitas Teknologi dan SDM:

Berikan pelatihan, infrastruktur, dan teknologi yang diperlukan untuk menjalankan fungsi aggregator.

3. Kolaborasi Internal dan Eksternal:

Anak/cucu perusahaan dapat bekerja sama dengan pihak eksternal, seperti startup teknologi atau universitas, untuk mengembangkan solusi smart grid yang inovatif.

4. Model Bisnis Baru:

Ubah model bisnis perusahaan menjadi penyedia solusi berbasis teknologi, seperti pengelolaan smart meter, integrasi energi terbarukan, atau platform digital untuk monitoring energi.

Baca juga: PLN Raih Penghargaan Integritas Bisnis Lestari 2024

Langkah Implementasi Smart Grid di PLN

1. Pengembangan Infrastruktur Digital

Pasang smart meter di rumah tangga dan fasilitas komersial untuk memantau konsumsi listrik secara real-time.

Bangun pusat kendali digital yang mengintegrasikan data dari seluruh jaringan PLN.

2. Integrasi Energi Terbarukan

Gunakan teknologi smart grid untuk mengintegrasikan pembangkit listrik tenaga surya, angin, dan biomassa ke dalam jaringan utama PLN.

Anak/cucu perusahaan dapat bertanggung jawab atas pengelolaan data produksi dan distribusi energi terbarukan.

3. Pemeliharaan Prediktif dan Automasi

Gunakan teknologi IoT dan AI untuk mendeteksi potensi gangguan pada jaringan listrik.

Aggregator dapat mengelola platform pemeliharaan prediktif untuk meningkatkan keandalan pasokan energi.

4. Layanan Pelanggan Berbasis Data

Anak/cucu perusahaan dapat mengembangkan aplikasi atau platform digital yang memberikan insight kepada pelanggan, seperti saran penghematan energi atau informasi tagihan listrik real-time.

5. Monetisasi Solusi Teknologi

Anak/cucu perusahaan yang diaktifkan sebagai aggregator juga dapat menawarkan layanan teknologi ini kepada pihak eksternal (pemerintah daerah, perusahaan swasta, dll.), menciptakan sumber pendapatan baru untuk grup PLN.

Baca juga: Pengen Diskon Listrik 50 Persen? Pelanggan PLN Tak Perlu Lakukan Apa Pun

Manfaat Strategi Ini bagi PLN

  1. Efisiensi Operasional: Anak/cucu perusahaan yang sebelumnya kurang produktif dapat dioptimalkan untuk mendukung kinerja PLN.
  2. Inovasi dan Transformasi Digital: Dengan peran baru sebagai aggregator, anak/cucu perusahaan menjadi pionir dalam transformasi digital PLN.
  3. Daya Saing Global: Implementasi smart grid yang sukses akan meningkatkan daya saing PLN di pasar energi internasional.
  4. Mendukung Energi Berkelanjutan: Memaksimalkan penggunaan energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi jaringan.

Studi Kasus

Penerapan Smart Grid oleh Perusahaan Listrik Dunia

TNB Malaysia: Menggunakan anak perusahaan untuk mengelola platform digital bagi pelanggan.

Tokyo Electric Power Company (TEPCO): Mengembangkan solusi smart grid dengan menggandeng anak perusahaan untuk inovasi energi terbarukan.

PLN dapat belajar dari model ini untuk menerapkan pendekatan serupa di Indonesia.

Baca juga: Legislator Dorong PLN Jaga Pasokan Listrik Selama Nataru

Kesimpulan

Mengaktifkan anak/cucu perusahaan PLN yang tidak produktif sebagai aggregator adalah langkah strategis untuk mempercepat penerapan smart grid di Indonesia. 

Dengan transformasi ini, PLN dapat menciptakan jaringan listrik yang lebih andal, efisien, dan ramah lingkungan, sekaligus memaksimalkan potensi anak/cucu perusahaan untuk memberikan kontribusi nyata bagi induk perusahaan.

Ajakan Aksi

"Saatnya PLN memanfaatkan potensi anak dan cucu perusahaan untuk mendukung revolusi energi berbasis smart grid. Bersama, kita wujudkan Indonesia yang lebih cerdas dan berkelanjutan!"

Ajakan itu datang dari sejumlah pengusaha, seperti Fauzan Fadel Muhammad B.Eng (Hons), MBA, Ketua Kompartment BPP HIPMI, Wakil Ketua Umum Kadin Provinsi Gorontalo, Sekertaris Umum HIPPI Jakarta, dan Ketua DPW REPNAS Jakarta.

Baca juga: PLN Genjot Transisi Energi, Optimalkan EBT untuk Masa Depan

Penulis :
Ahmad Munjin