
Pantau - Hadirnya DeepSeek mendorong perusahaan-perusahaan teknologi besar Barat untuk semakin agresif dalam membangun infrastruktur kecerdasan buatan (AI). Alphabet, perusahaan induk Google, mengalokasikan anggaran miliaran dolar untuk mempercepat kemajuan di bidang AI.
Pada earnings call setelah merilis laporan keuangan, CEO Alphabet Sundar Pichai menyatakan kekagumannya terhadap DeepSeek, menyebut produk mereka sebagai luar biasa. Sebagai langkah besar dalam pengembangan AI, Alphabet mengumumkan peningkatan belanja modal sebesar USD 75 miliar (sekitar Rp 1.223 triliun) untuk proyek AI mereka. Sebagai perbandingan, pada 2023 perusahaan ini menghabiskan USD 32,3 miliar untuk belanja modal, menunjukkan peningkatan signifikan tahun ini.
"Salah satu alasan kami sangat antusias dengan peluang AI adalah kami tahu bahwa biaya penggunaannya akan terus menurun, membuka lebih banyak kemungkinan untuk berbagai aplikasi AI," ujar Pichai dalam earnings call, seperti dikutip dari TechCrunch, Rabu (5/2/2025).
Baca Juga:
Opera Air, Browser Alternatif Google Sudah Bisa Diunduh
Pichai menambahkan, "Peluang ini sangat besar, dan itulah mengapa kami berinvestasi besar-besaran untuk memanfaatkannya."
AI terus memberikan keuntungan bagi bisnis Google, dengan pendapatan keseluruhan meningkat 12% dari tahun ke tahun menjadi USD 96,5 miliar. Pendapatan dari Google Cloud juga naik 10% menjadi USD 12 miliar, didorong oleh pertumbuhan produk inti GCP, AI Infrastructure, dan Generative AI Solutions.
Kenaikan belanja modal Alphabet ini menjadi sorotan setelah DeepSeek meluncurkan model AI yang disebut-sebut hanya menghabiskan USD 5,5 juta. Kehadiran DeepSeek mempengaruhi harga saham Nvidia yang sempat anjlok karena asumsi bahwa model AI yang lebih murah ini akan mengurangi permintaan terhadap chip AI dan pusat data.
Alphabet bukan satu-satunya perusahaan yang menggelontorkan miliaran dolar untuk AI. CEO Meta, Mark Zuckerberg, baru-baru ini mengumumkan bahwa perusahaan tersebut akan mengalokasikan lebih dari USD 60 miliar pada tahun 2025 untuk belanja modal, terutama untuk pusat data.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah